kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bisnis oli bisa terpukul pembatasan BBM subsidi


Selasa, 08 Februari 2011 / 09:32 WIB
ILUSTRASI. Raja Malaysia Sultan Abdullah bersama Ratu Tunku Azizah Aminah Maimunah


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Rencana pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tak hanya mengkhawatirkan produsen kendaraan bermotor tetapi juga para pebisnis pelumas. Pasalnya, bila penjualan kendaraan bermotor turun, maka permintaan pelumas juga akan turun pula.

Menurut Ketua Dewan Penasehat Perhimpunan Distributor Importir dan Produsen Pelumas Indonesia (Perdippi) Paul Toar, permintaan pelumas tahun ini semestinya meningkat. Sebab, naiknya penjualan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, pasti akan mengerek permintaan oli. "Itu secara otomatis," ujarnya (7/2).

Namun, ia khawatir, kebijakan pemerintah membatasi pemakaian BBM bersubsidi akan menghambat penjualan otomotif tahun ini. Jika ini terjadi, tentu akan berdampak terhadap pasar pelumas.

Toh, para pebisnis pelumas tidak boleh hanya mengandalkan sektor otomotif, tetapi juga manufaktur. Untunglah, ujar Paul, industri manufaktur masih berpotensi tumbuh cukup tinggi tahun ini.

Maka tidak aneh jika Pertamina menargetkan tahun ini mampu menjual pelumas hingga 546.000 kiloliter (kl). Target ini naik 88.000 kl dibanding target tahun lalu yang sebesar 458.000 kl. Untuk mencapai target tersebut, Pertamina akan fokus menggenjot pasar. "Tahun ini kami akan fokus pada ekspor," kata Vice President Corporate Communcation Pertamina Mohamad Harun, Senin (7/2).

Harun mengatakan, Pertamina masih tetap akan menjadi pemegang pangsa pasar pelumas terbesar di dalam negeri. Tahun lalu Pertamina menggenggam 58% pangsa pasar di dalam negeri. Adapun ekspor pelumas Pertamina tahun lalu mencapai 80.000 kl. Pertamina menargetkan, ekspor pelumas tahun ini lebih dari 100.000 kl.

Untuk menggenjot ekspor, Pertamina akan membidik beberapa negara, salah satunya China. Negara ini dipilih lantaran pertumbuhan ekonominya terus membesar.

PT Topindo Atlas Asia, produsen oli merek Top 1, juga menikmatinya semaraknya pasar oli. Derrick Surya, Manager Marketing PT Topindo menyatakan, penjualan oli Top 1 tahun lalu naik 30% dibanding 2009. Sayangnya ia enggan menyebut berapa besar penjualan tersebut. Yang jelas, kata Derrick, penjualan meningkat lantaran perusahaannya gencar berpromosi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×