Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Bisnis otomotif yang terus tumbuh membawa berkah bagi industri minyak pelumas. Soalnya, pelumas merupakan kebutuhan rutin kendaraan bermotor. Salah satu perusahaan pelumas yang sedang berupaya menangkap peluang ini adalah PT Wiraswasta Gemilang Indonesia, produsen minyak pelumas merek Evalube.
Untuk meningkatkan penetrasi pasarnya, awal minggu ini, Wiraswasta Gemilang awal Minggu ini meluncurkan produk oli premium bernama Helios. Pelumas ini menyasar pemilik mobil.
Secara umum, selama ini, sekitar 76% dari penjualan pelumas Wiraswasta Gemilang adalah konsumen sepeda motor dan sekitar 24% lainnya di segmen konsumen mobil. Karena itu, penjualan Helios ini diharapkan akan meningkatkan penjualan di segmen mobilnya.
Kalangan industri pelumas memperkirakan, pertumbuhan pasar oli mobil tahun ini bakal naik 17% dari tahun lalu. Ini lebih tinggi dari pertumbuhan oli sepeda motor yang diperkirakan cuma 10% saja. "Inilah alasan kami meluncurkan produk ini," kata Ivan Rastianto, Manajer Pemasaran PT Wiraswasta Gemilang Indonesia kepada KONTAN, Selasa (20/11).
Mengenai pangsa pasar pelumas PT Wiraswasta Gemilang, Ivan menyebut saat ini, Evalube sudah berhasil mencuil sekitar 10% dari total pasar oli di Indonesia. Tahun ini sendiri, ia bilang, penjualannya naik sebesar 18% tahun ini. Sayang, ia enggan menyebut jumlah dan nilai penjualan oli Evalube secara pasti.
Menurut prediksi Perhimpunan Distributor, Importir, dan Produsen Pelumas Indonesia (Perdippi), volume bisnis minyak pelumas di Indonesia tahun ini tumbuh 8% - 10% menjadi 800.000 kiloliter dengan total nilai Rp 10 triliun hingga Rp 11 triliun. Berarti, penjualan Evalube secara akumulatif pada tahun ini diprediksi bisa mencapai 80.000 kiloliter.
Ivan bilang, tahun depan, Wiraswasta Gemilang akan fokus meningkatkan penetrasi pasar pelumasnya. Yaitu, dengan membuat program pemasaran terintegrasi outlet penjualan, bengkel mitranya yang jumlahnya sekitar 2.000 gerai dan konsumen. Targetnya supaya penjualan tumbuhan 20% tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News