Reporter: Agung Hidayat, Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Dengan sumber daya kelautan yang tak ada habisnya, industri perikanan dalam negeri masih dapat mereguk peningkatan bisnis setiap tahunnya. Kebutuhan domestik maupun ekspor diperkirakan terus bertumbuh.
Ridwan Zachrie, Direktur PT Perikanan Nusantara (Persero) memandang kondisi real bisnis perikanan sampai dengan saat ini prospeknya masih cukup bagus. Terutama untuk produk perikanan skala industri seperti Gurita, Cumi, Cakalang, Baby Tuna, Tuna dan Ikan Demersal yang juga diminati pasar luar negeri.
Soal harga jual, memang menjadi tantangan tersendiri bagi industri ini. "Untuk semester pertama ini secara keseluruhan membaik, tetapi untuk Juni terjadi penurunan harga Gurita dan Cakalang karena terjadi kelimpahan produksi," kata Ridwan kepada Kontan.co.id, Minggu (16/6).
Adapun produk-produk kelautan tersebut sangat bergantung pada beberapa negara sebagai penentu market internasional. Gurita misalnya mengacu kepada regional Afrika sedangkan Cakalang mengacu ke negara Thailand.
Kedepannya pasar ekspor masih sangat menarik bagi para pengusaha perikanan, untuk itu menurut Ridwan pelaku industri harus bisa comply dengan berbagai regulasi yang ada. "Karena untuk memenuhi kebutuhan ekspor Internasional memiliki aturan dan spesifikasi tersendiri yang harus dipatuhi," katanya.
Adapun perusahaan yang kerap disebut Perinus ini tergolong relatif kecil porsi ekspornya. Ridwan menyebutkan porsi ekspor kisaran 2%-3% dari total ekspor perikanan nasional, namun perusahaan plat merah ini mampu menumbuhkan segmen penjualan luar negerinya antara 5%-10% year on year (yoy) di 2018 kemarin.
Untuk menumbuhkan kinerjanya, Perinus bakal menambah armada baru. Sepanjang tahun 2019 ini perusahaan kata Ridwan telah menambah 2 kapal baru jenis pursue seine 150 GT dan 70 GT yang sedang dalam tahap akhir penyelesaian.
Sementara total armada Perinus saat ini berjumlah 21 unit kapal. Perusahaan mematok volume penangkapan 35.000 ton di tahun 2019 ini atau naik 22% dibandingkan perolehan tahun 2018 kemarin yang berjumpah 29.000 ton.
Sedangkan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang budidaya, distribusi dan perdagangan ikan arwana, PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP) pasar ekspor benar-benar menjadi tulang punggung perseroan. "Kami menargetkan kenaikan penjualan sebesar 5% untuk tahun 2019 dengan melihat permintaan pasar ekspor yang tetap tinggi," ujar Yenny Wijaya, Direktur IIKP.
Menilik laporan perseroan di keuangan kuartal-I 2019, total revenue mencapai Rp 3,16 miliar dimana porsi 77% atau sekitar Rp 2,4 miliar berasal dari segmen ekspor. Pasar luar negeri IIKP saat ini banyak menggunakan cara wholesales yakni penjualan yang langsung ditujukan ke distributor dengan pasar utama di daerah China dan Jepang.
Kedepannya perseroan juga akan coba kembangkan ke negara Asia Tenggara lain seperti Thailand. Selain itu perseroan bakal tetap aktif melakukan pameran-pameran di berbagai daerah dalam dan luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News