Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Memasuki tahun 2019, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) masih akan melanjutkan rencana pembangunan proyek pipa gas di Kalimantan. Direktur Utama BNBR, Bobby Gafus S. Umar mengatakan BNBR akan membangun pipa gas di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Proyek tersebut merupakan kewajiban BNBR terhadap proyek Kalimantan-Jawa (Kalija) tahap kedua. Sementara untuk proyek Trans Kalimantan yang membentang dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan masih menunggu keputusan BPH Migas.
"Rencana pipa gas Trans Kalimantan itu domainnya BPH Migas. Kami nanti mungkin akan ikut sebagai partisipasi peserta. Kewajiban kami adalah Kalija yang tahap ini akan konsentrasi untuk jalur Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan saja,"kata Bobby ke KONTAN pada Senin (28/1).
Bobby menyebut saat ini BNBR masih melakukan finalisasi anggaran 2019 sehingga belum bisa memastikan kapan tepatnya proyek pipa di Kalimantan tersebut akan mulai dibangun. Begitu juga dengan kisaran investasi untuk proyek tersebut.
"Ini masih harus dihitung berapa mmscfd gas yang bisa dialirkan, jd berapa besar ukuran pipa dan kompresornya dan lain-lain. Jadi lagi menunggu data ini dari Kaltim,"ungkap Bobby.
Selain menentukan anggaran untuk proyek pipa gas di Kaltim dan Kalsel, BNBR juga harus memastikan memiliki pembeli gas di Kalimantan. Anggota BPH Migas, Jugi Prajogio mengatakan saat ini BNBR sedang mengupayakan Gas Transportation Agreement dengan beberapa calon pembeli.
"BNBR sebagai transporter sedang mengupayakan GTA dengan shipper potensial antara lain Pertagas, PLN, PGN dan sebagainya. Shipper yang nantinya akan secure akokasi gas dari pemerintah,"ujar Jugi.
Asal tahu saja, BNBR telah mengubah desain proyek pipa gas Kalimantan-Jawa (Kalija-2) yang semula membentang dari Kalimantan ke Jawa, menjadi pipa gas di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan pada tahun lalu. BNBR mengklaim perubahan ini telah memperoleh persetujuan otoritas terkait yang dalam hal ini BPH Migas.
Perubahan proyek yang awalnya merupakan implementasi dari perencanaan untuk mengalirkan gas bumi dari Pulau Kalimantan ke Pulau Jawa ini dilakukan karena adanya perubahan parameter perekonomian. Sehingga diubah menjadi pengaliran gas bumi untuk memasok kebutuhan di beberapa wilayah di pulau Kalimantan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News