Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Rachmat Kaimuddin, Managing Director PT Semen Bosowa Berau memperkirakan konsumsi semen Indonesia sampai akhir tahun nanti tumbuh kurang lebih 5% dibandingkan tahun lalu.
"Mungkin sekitar 65 juta ton, sementara kapasitas produksi nasional mencapai 106 juta ton," ujarnya ditemui di kantor Representatif Bosowa di Jakarta, Jumat (18/8).
Sehingga, Rachmat memproyeksi over supply semen tahun ini bisa mencapai angka 40 juta ton.
Ia mengakui, Bosowa Berau pun masih menyimpan semen di dalam gudang yang belum terjual.
Kondisi ini menurut Rachmat dirasakan oleh semua produsen semen. "Pasar cukup baik, namun dari segi profit masih kurang," katanya.
Soal harga turun lantaran membuncahnya tingkat ketersediaan semen menjadi penyebabnya. Rachmat menyesalkan kondisi ini lantaran, pemain besar semen yang terus melakukan ekspansi dan menggenjot produksi, memenuhi pasar dengan barangnya dan menjatuhkan harga dengan sangat murah.
"Padahal pabrik semen itu padat modal, 30% dari harga jual saja habis (untuk menutupi) ongkos logistik," tukasnya. Bosowa sudah bermain di level value prive atau middle low dengan perbandingan harga lebih murah Rp 2.000-3.000 per kantungnya dibandingkan produk semen besar seperti Semen Gresik.
Apakah Bosowa ada rencana untuk Initial Public Offering (IPO)? Rachmat mengatakan pasar semen masih belum stabil dan meningkat secara signifikan. "Kalau konsumsinya naik 80 juta - 90 juta ton per tahun saja, kami akan memikirkan lagi soal IPO," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News