Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Bhimasena Power Indonesia (PT BPI) akan segera memulai pembangunan fisik PLTU Jawa Tengah berkapasitas 2 x 1.000 MW.
Senin kemarin (12/1), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PLN telah memasang papan penanda kepemilikan lahan PLTU Batang yang tersebar di tiga desa, yakni Desa Karanggeneng, Ujungnegoro, dan Ponowareng. Langkah tersebut menandai selesainya proses pembebasan lahan PLTU Jateng yang mencapai 226 hektar.
“Dukungan dan sikap kooperatif masyarakat Batang menjadi kunci selesainya proses pembebasan lahan PLTU Jawa Tengah ini. Kami berharap proyek ini dapat menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan listrik nasional dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Batang,” kata GM External Relations PT BPI Ary Wibowo.
PLTU Jawa Tengah merupakan proyek yang dibangun dengan pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS/PPP). PLTU Jawa Tengah menjadi proyek KPS skala besar pertama yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.
Dalam upaya mendukung pelaksanaan pembangunan PLTU Jateng, BPI bersama dengan Pemerintah Kabupaten Batang terus melakukan kegiatan sosialisasi proyek ini terhadap seluruh lapisan masyarakat, mulai dari tingkat RT, Desa, Sekolah dan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Langkah ini dilakukan agar masyarakat dapat memahami manfaat atas terwujudnya proyek PLTU ini.
Sejak proyek PLTU Jawa Tengah di mulai pada tahun 2011, BPI bersama Pemkab Batang telah melakukan sejumlah kegiatan. Diantaranya membangun sejumlah infrastruktur jalan di sekitar lokasi proyek, pengembangan dan pendampingan usaha kecil mikro menengah (UMKM) dan pemberian dana kompensasi bagi petani dan buruh tani di lokasi terdampak PLTU.
Gagok Prasetyono, Kabag Humas Pemkab Batang menjelaskan, pembangunan PLTU Batang sangat berarti bagi upaya pemerintah dalam mendorong percepatan ekonomi di wilayah ini. Proses kontruksi proyek yang akan segera berjalan diharapkan akan banyak warga Batang yang ikut berpartisipasi, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan dan meningkatkan perekonomian.
Sementara itu, Soegiatmo Kepala Dinas Sosnakertrans Kabupaten Batang juga mengharapkan kehadiran PLTU Batang nantinya akan mendorong lapangan kerja baru. Dengan tingkat populasi dan usia produktif di Kabupaten Batang yang terus meningkat, kebutuhan terhadap lapangan kerja tentunya akan terus smeningkat.
“Kami juga sudah mulai berkoordinasi untuk pemanfaatan Balai Latihan Kerja (BLK) yang disesuaikan dengan potensi peluang keterampilan yang dibutuhkan sehingga hasilnya dapat diserap sebagai tenaga kerja PLTU,” katanya.
“Pemkab Batang memberikan apresiasi atas komitmen dan kerjasama BPI yang akan memprioritaskan penggunaan sumber daya lokal dalam pembangunan proyek PLTU Jawa Tengah. Peran serta masyarakat Batang akan sangat menentukan keberhasilan pembangunan proyek ini,” urai Gagok.
Ary kembali menegaskan, kesuksesan pembangunan PLTU Jawa Tengah menjadi kunci bagi peningkatan ekonomi masyarakat di Batang dan sekitarnya. Hal ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menumbuhkan iklim investasi di Indonesia yang berdampak bagi tumbuhnya ekonomi di Indonesia.
“Ketersediaan energi menjadi salah satu kunci untuk menggaet investor. Pembangunan PLTU ini kita harapkan dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya sentra-sentra industri yang akan memberi lebih banyak manfaat bagi perekonomian masyarakat,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News