Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengharapkan peran swasta yang lebih besar dalam proyek infrastruktur pemerintah, salah satunya proyek jalan tol.
Kepala BPJT, Herry Trisaputra Zuna mengatakan, dari data yang dimiliki oleh BPJT, ada sekitar 2.000 km proyek jalan tol yang sedang dikerjakan saat ini, di mana 80% di antaranya dikerjakan oleh BUMN dan sisanya oleh swasta.
Dia mengaku, masih sedikitnya peran swasta dalam lelang proyek jalan tol dikarenakan peserta lelang harus membangun dengan tanah yang belum ada. "Sehingga mereka harus menalangi," ujar Herry di Jakarta pekan lalu.
Herry mengakui, saat proses lelang, pada umumnya selalu diikuti oleh pemain lama. Sebagai gambaran, saat ini BPJT tengah menyiapkan lelang untuk ruas tol Balaraja - Teluknaga. Dalam lelang tersebut, ada lima peserta yang lulus, yakni dua BUMN, salah satunya dari China dan sisanya merupakan swasta China.
Namun begitu, mulai ada pemain baru yang melirik lelang proyek ruas tol Balaraja - Teluknaga, yakni Salim Group dan Agung Sedayu Group.
Selain China, kehadiran investor asing, kata Herry juga muncul saat proses lelang ruas tol Probolinggo - Banyuwangi dengan panjang 172,91 km.
"Kemarin ada dari Turki. Ini memang kami pahami, bahwa kondisinya, kita lelangkan proyek di mana tanahnya belum ada, sehingga mereka harus menalangi," ungkap Herry. Terlepas dari itu, kata dia, swasta memiliki ruang yang cukup besar untuk masuk dalam proyek jalan tol.
Adapun saat ini BPJT memiliki beberapa proyek yang akan dirintis, yakni bagaimana agar Bandung bisa terhubung langsung ke Jogja dan Solo, sehingga jalur dari Utara ke Selatan jadi lebih baik.
Selain itu, ada juga proyek yang menghubungkan sisi utara Semarang dengan Surabaya. "Ini yang sedang kami rintis hari ini. Ada banyak proposal yang masuk, tetapi ruang dari swasta sangat terbuka," ungkap Herry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News