Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun ini, Bukalapak belum merencanakan untuk membuka toko offline. Namun, Bukalapak melihat pentingnya untuk mengembangkan lini bisnis offline dengan cara berfokus pada pemberdayaan warung tradisional.
AVP Public Policy and Government Relations Bukalapak Bima Laga menyebut, Saat ini pihaknya belum akan membuka toko offline. Namun, Bukalapak melihat pentingnya untuk mengembangkan lini bisnis offline dengan cara berfokus pada pemberdayaan warung tradisional.
Baca Juga: Modalku targetkan penyaluran pinjaman sentuh Rp 20 triliun di tahun ini
"Dengan 3 juta Mitra Bukalapak kami memperkuat segmen mass market dengan menjadikan teknologi sebagai bagian dari keseharian mereka," katanya kepada kontan.co.id pada Rabu (29/1).
Pada tahun 2019 Bukalapak memiliki capaian bisnis yang baik. Valuasi perusahaan mencapai U$ 2,5 Miliar. Jumlah transaksi Bukalapak di tahun 2019 juga meningkat 60% dari tahun sebelumnya dengan jumlah pengguna aktif berjumlah lebih dari 70 juta pengguna dan kunjungan aplikasi Bukalapak dikunjungi lebih dari 420 juta kali pe rbulan. "Hal ini tentunya akan terus kami tingkatkan," ujar Bima.
Bukalapak juga masih akan tetap fokus untuk menaikelaskan UMKM dengan inovasi dan teknologi. selain itu memperluas jangkauan UMKM secara nasional, dan internasional, online dan offline, melalui teknologi dan inovasi yang dihasilkan oleh Bukalapak.
"Kami tidak menutup kemungkinan dalam perjalanannya untuk mencapai ini akan diadakan kerjasama dengan berbagai pihak yang juga memiliki visi yang sama dengan Bukalapak," ujarnya.
Baca Juga: Tingkatkan jumlah pengunjung, begini strategi Shopee Indonesia
Bima menyebut, saat ini Bukalapak memiliki sekitar 2.5 juta mitra bukalapak yang terdiri dari warung binaan dan agen individual serta lebih dari 5 juta pelapak