Reporter: Kiki Safitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan bahwa stok beras sejauh ini masih mencukupi. Sehingga impor beras dinilai tidak dibutuhkan.
Pria yang akrab disapa Buwas ini menyebut saat ini stok beras Bulog mencapai 2,1 juta ton, dengan 1,7 ton di antaranya merupakan beras impor. Stok awal tahun yang cukup tinggi dinilai mampu menekan impor.
Panen raya dalam beberapa bulan ke depan juga menjadi alasan Bulog tak impor. Buwas menyebutkan bahwa kajian sudah dilakukan dengan memetakan lokasi panen bersama dengan Menteri Pertanian dan BPS (Badan Pusat Statistik) sehingga ia yakin dengan prediksi tersebut.
"Saya sampaikan bahwa hingga Juli tahun ini kita tidak impor (beras). Kita sudah punya peta daerah mana saja yang akan panen di seluruh Indonesia," kata Buwas di Gudang Bulog Jakarta Utara, Kamis (10/1).
Buwas memastikan bahwa stok di manage dengan baik dengan menghitung kebutuhan dan produksi dalam negeri.
"Intinya kita akan buat stok aman. Ini bukti bahwa kita sudah me-manage dengan baik, kita sudah mulai hitung berapa kebutuhan berapa produksi dalam negeri, apakah butuh impor," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo yang hadir untuk pelepasan beras operasi pasar menyebutkan bahwa dibandingkan dengan tahun lalu, stok beras tahun ini berlipat ganda. Namun ia tak menutupi jika memang stok tak mencukupi, impor akan menjadi solusinya.
"Biasanya itu diakhir Desember itu 700.000 ton hingga 800.000 ton, tetapi di akhir 2018 ini stok kita 2,1 juta ton. Produksi kalau memang tidak cukup ya harus ditutup dengan kegiatan impor kalau tidak harganya pasti akan naik. Inilah fungsi Bulog," jelas Jokowi.
Buwas pun juga menyambut ucapan Jokowi tesebut. Hanya saja impor yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
"Tadi pak presiden juga bilang kalau memang harus impor ya impor, tapi sesuai kebutuhan kita," tegas Buwas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News