Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Beberapa perusahaan konstruksi pelat merah yang mendapat dana penyertaan modal negara (PMN) mengklaim akan menggunakan dana tersebut untuk mengoptimalkan bisnis konstruksi. Namun, ada juga yang mulai mengembangkan lini bisnis lain, seperti properti.
Salah satunya adalah PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP). Perusahaan pelat merah ini mendapat suntikan PMN sebesar RP 2,23 triliun dari negara tahun ini. Manajemen PTPP akan mengalokasikan suntikan dana itu ke dalam beberapa item bidang. Seperti mengembangkan kawasan industri pelabuhan dan proyek jalan tol. Selain itu juga untuk mengembangkan proyek apartemen menengah bawah bagi masyarakat kurang mampu.
PTPP memang sengaja memberi ruang bagi pengembangan proyek properti lantaran salah satu anak usaha ini, yakni PT PP Properti Tbk (PPRO) mendapat mandat untuk mengerjakan proyek yang masuk program satu juta rumah dari pemerintah. Yang jelas, hingga kini, PP Properti tengah menanti kucuran dana tersebut.
"Kami tengah menunggu apakah ini bakal masuk ke kami atau tidak. Bila masuk, kami langsung mempersiapkan right issue," kata Indrayanto, Direktur Keuangan PP Properti kepada KONTAN, (23/8).
Sedangkan untuk proyek properti komersial yang lain, seperti pusat belanja yang ada di proyek Grand Kemala Lagoon, Grand Sungkono Lagoon dan Dharma Husada yang siap beroperasi tahun depan serta hotel di tahun 2018 akan memakai dana internal perusahaan. PPRO menyiapkan dana Rp 600 miliar di proyek tersebut.
"Jadi untuk PMN sudah ada plotnya sendiri. Sementara untuk proyek pusat belanja dan hotel berasal dari dana internal kami," terangnya.
Bukan infrastruktur
Sama seperti PTPP, perusahaan sejawat, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga tidak memakai dana PNM yang tahun ini diterima sebesar Rp 4 triliun untuk keperluan pengembangan properti, termasuk bisnis hotel mereka.
Menurut Suradi Wongso Suwarno, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, pihaknya berencana menyuntikkan dana sebesar Rp 500 miliar untuk lini usaha properti di anak usaha PT Wika Realty. Apalagi anak usaha ini bakal melakukan penawaran saham perdana di bursa efek Indonesia, bila tidak ada halangan pada bulan depan.
Bila sudah menjadi perusahaan terbuka, Wijaya Karya berharap Wika Realty langsung bisa mengakuisisi dan mengembangkan proyek properti di wilayah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Dalam catatan KONTAN, perusahaan ini berencana mengembangkan proyek berlabel Benhil Central Mixed Use yang terdiri dari gedung perkantoran, pusat perdagangan dan hang out, serta hotel. Nah, untuk mengembangkan proyek tersebut, Wijaya Karya bakal merogoh kocek dari kas internal. "Jadi bukan dari dana PMN," timpal Suradi kepada KONTAN.
Khusus untuk dana PMN, Suradi menegaskan, pihaknya sudah mengalokasikan dana tersebut untuk empat bidang, yakni proyek jalan tol, pembangunan power plant, pengembangan kawasan Kuala Tanjung dan proyek penyediaan air minum (SPAM) Jatiluhur.
Penerima PMN tahun lalu, PT Waskita Karya Tbk juga memakai dana PMN untuk keperluan proyek infrastruktur. Meski perusahaan ini di periode yang sama juga tengah membangun proyek hotel perusahaan ini. "Penyertaan modal kami gunakan sepenuhnya untuk proyek infrastruktur pemerintah," terang M Choliq, Direktur Utama Waskita Karya Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News