kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.754.000   -4.000   -0,23%
  • USD/IDR 16.870   -305,00   -1,84%
  • IDX 5.996   -514,48   -7,90%
  • KOMPAS100 847   -82,06   -8,83%
  • LQ45 668   -66,74   -9,09%
  • ISSI 186   -15,12   -7,51%
  • IDX30 353   -34,16   -8,83%
  • IDXHIDIV20 427   -41,35   -8,83%
  • IDX80 96   -9,67   -9,17%
  • IDXV30 102   -9,19   -8,28%
  • IDXQ30 116   -10,74   -8,46%

Butuh Dana Besar untuk Transisi Energi, Menteri ESDM Tekankan Pentingnya Kolaborasi


Kamis, 13 Oktober 2022 / 18:39 WIB
Butuh Dana Besar untuk Transisi Energi, Menteri ESDM Tekankan Pentingnya Kolaborasi
ILUSTRASI. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan sambutan saat pembukaan kegiatan G20 Energy Transitions Ministerial Meeting (ETMM) di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (2/9/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/POOL/nym.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan perlu ada kolaborasi untuk mendorong transisi energi. Apalagi, kebutuhan investasinya dinilai cukup tinggi.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengajak kepada mitra bisnis dan lembaga keuangan untuk ikut berkolaborasi membantu pembiayaan transisi energi di Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Hal ini disampaikan secara langsung saat menghadiri acara Roundtable Discussion "a Just Energy Transition and Financing" yang diselenggarakan oleh United Nations Development Programme (UNDP) di Grand Hyatt Hotel, Jakarta Kamis (13/10).

"Kami mengajak kepada investor, lembaga pembiayaan, industri dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan kolaborasi untuk mendukung transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060," ujar Arifin Tasrif dalam siaran pers, Kamis (13/10).

Indonesia sendiri membutuhkan hingga US$ 1 triliun pada tahun 2060 untuk investasi energi terbarukan. Bahkan, kebutuhan pembiayaan transisi energi akan semakin meningkat seiring dengan diterapkannya pensiun dini pembangkit listrik tenaga batubara yang membutuhkan biaya besar karena kewajiban membayar kembali pinjaman dan bunga kepada pengembang.

Baca Juga: Butuh Dana Jumbo, Berikut Sumber Pendanaan untuk Pemensiunan Dini PLTU

"Pembiayaan transisi energi semakin meningkat karena kami akan menerapkan pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara yang membutuhkan biaya besar untuk membayar kembali pinjaman dan bunga kepada pengembang," lanjut Arifin.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan langkah-langkah perlindungan sosial dalam rangka transisi industri dari penghentian pembangkit listrik tenaga batubara ke EBT, salah satunya dengan memberikan pelatihan untuk pekerja terimbas agar dapat mempersiapkan peralihan dari industri pertambangan ke energi pembaruan.

"Kami juga membutuhkan dana tambahan untuk memberikan pelatihan kepada pekerja sektor pertambangan agar dapat beralih ke energi bersih dan terbarukan," tutup Arifin

Sebagai informasi, Indonesia telah menetapkan Roadmap Transisi Energi untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Roadmap ini bertujuan untuk mencapai lebih dari 700 GW Energi Terbarukan dalam bauran energi yang berasal dari matahari, hidro, panas bumi, serta hidrogen dan nuklir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×