Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -TANAH BUMBU. Bajak-membajak tenaga kerja untuk memanen kelapa sawit ternyata sangat tinggi, khususnya di belantara perkebunan kelapa sawit di wilayah Kalimantan. Melihat persaingan ini, PT Eagle High Plantations Tbk memutar otak dan merumuskan sejumlah terobosan agar karyawan betah dan tidak berpindah ke lain kebun.
Di balik bisnis taipan kelapa sawit di Indonesia nan tersohor, rupanya ada keringat dari para pekerja pemanen kelapa sawit yang setiap hari berkontribusi bagi bisnis sawit. Keberadaannya sangat berharga dan penting. Tak terkecuali di perusahaan kelapa sawit PT Eagle High Plantations Tbk milik konglomerat Peter Sondakh.
Di salah satu unit bisnis emiten berkode saham BWPT itu, tepatnya di Kalsel Area 1 Tanah Bumbu, ada 330 pekerja yang berkuras keringat memanen kelapa sawit. Mereka berperan menjaga produksi di perkebunan sawit seluas 7.500 ha.
Terbayang bukan, jika tenaga pemanen itu tak produksi. Tentulah rantai pasok kelapa sawit milik para taipan itu terganggu.
Ronny Gandey Group Head Estate Operation BWPT menceritakan bagaimana tingginya kebutuhan pekerja pemanen sawit itu. Di sisi lain ketersediaan tenaga kerjanya makin hari kian berkurang.
Karena sadar akan pentingnya peran pekerja itu, BWPT menyusun sejumlah agenda. Program pertama yang dilakukan sejak tiga bulan lalu adalah, membangun warung serba ada di lokasi tempat pekerja berada.
Di sana terdapat fasilitas air minum isi ulang dan barang kebutuhan pokok layaknya mini market. "Harga lebih murah, dari minimarket," kata Ronny, Rabu (29/2).
Adapun program utama untuk para pekerja itu adalah, menyediakan rumah untuk pekerja pemanen, staf, asisten manager, sampai manager. "Rumah yang kami bangun tidak ada biaya sewa. Listrik juga gratis," terang dia, Rabu (29/2).
Ronny juga menyiapkan air minum isi ulang dengan harga Rp 6.000 per galon. Harga ini sudah barang tentu lebih murah ketimbang harga di pasaran.
Charles Sitompul HCCS Regional Manager Kalsel BWPT menambahkan, biasanya banyak pedagang menjajakan air ke rumah pekerja dan karyawan dengan harga lebih mahal.
"Dengan fasilitas ini mereka bisa dapat harga murah dan dekat," kata dia.
Untuk fasilitas air minum itu, BWPT mempersiapkan kapasitas 400 galon per hari. Fasilitas itu untuk memenuhi kebutuhan air di area 1, dengan 700 keluarga pekerja.
Selain air minum, BPWT juga menyiapkan Waserda mirip mini market. Semua kebutuhan pokok dan kebutuhan lainya juga ada dengan harga miring. Saat ini ada 26 gerai Waserda di lokasi perkebunan Kalsel Area 1 milik BWPT.
Selain itu, BWPT juga menyediakan sekolah TK dan SD Rajawali gratis plus buku gratis untuk anak karyawan. Sedangkan guru-gurunya adalah karyawan Strata 2 dari BWPT.
"Sekolah ini sudah banyak prestasi akademiknya," terang dia. Terakhir, ada pula klinik kesehatan yang menyediakan UGD, bidan melahirkan dan obat-obatan gratis
Belum usai, BPWT berencana menawarkan skema kredit sepeda motor ke pekerja. Beragam fasilitas untuk para pekerja dipersiapkan agar pekerja betah dan tak pindah ke lain kebun. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News