Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Meski dibayangi tren penurunan produksi sawit, PT BW Plantation Tbk (BWPT) optimistis bisa mencapai target produksi tandan buah segar (TBS) tahun ini, yaitu sebanyak 660.000 ton. Target ini naik 19,5% dibandingkan TBS di tahun 2012 yang mencapai 552.000 ton.
Selama periode Januari hingga November 2013, produksi TBS perusahaan yang berkode saham BWPT sudah mencapai 90,5% dari target. "Sampai November, produksi sawit BWPT sudah mencapai 597.287 ton," ujar Kelik Iwantoro, Sekretaris Perusahaan BWPT, kemarin (19/12).
Produksi TBS tersebut berasal dari kebun inti perusahaan sebesar 568.172 ton atau sekitar 95,13%. Sementara, sisanya sebanyak 29.115 ton berasal dari kebun plasma.
Tidak semua TBS milik perusahaan bisa diolah menjadi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pabrik BWPT sendiri. Alasannya, pabrik pengolahan kelapa sawit baru belum selesai dibangun. Sedangkan pabrik kelapa sawit yang ada, kapasitasnya sudah penuh. Sekitar 9,45% produksi TBS BW Plantation dijual kepada pihak ketiga. Sampai November 2013, BWPT sudah menjual 56.443 ton TBS kepada pihak lain.
Penjualan TBS ke pihak ketiga ini tetap mampu mendatangkan tambahan pendapatan bagi BWPT. "Misalnya, per kilogram (kg) TBS Rp 1000 saja kan sudah lumayan," kata Kelik.
Sekedar informasi, saat ini BWPT memiliki tiga pabrik sawit dengan total kapasitas sebesar 135 ton TBS per jam. BWPT sedang merampungkan pabrik sawit ke empat di Kalimantan Timur. Jika pabrik tersebut beroperasi, kapasitas olah perusahaan ini akan naik menjadi 210 ton TBS per jam.
Mundurnya pengoperasian pabrik sawit, kata Kelik, membuat BWPT sulit untuk mencapai target produksi CPO tahun ini. Awal tahun ini, BWPT menargetkan produksi CPO mencapai 160.000 ton. Sampai November, produksi CPO milik BWPT baru 128.175 ton. "Sepertinya target tidak tercapai karena pabrik baru belum beroperasi," jelas Kelik.
Walaupun produksi CPO belum sesuai target, BWPT sedikit bernafas lega. Sebab, di akhir tahun ini, harga CPO meningkat. Oktober lalu, BWPT masih menjual CPO sebesar Rp 7,6 juta per ton. Minggu lalu, perusahaan sudah menjual CPO di level harga Rp 9,7 juta per ton. "Karena demand-nya naik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News