Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) masih optimistis mampu membukukan laba bersih pada tahun ini. Keyakinan tersebut berdasar pada iklim bisnis keramik yang mulai membaik.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan CAKK, Juli Berliana mengatakan, pemulihan kondisi pasar keramik sudah mulai dijumpai pada kuartal III 2020. Indikasi pemulihan pasar tercermin tingkat serapan pasar terhadap hasil produksi keramik perusahaan yang hampir mencapai 100%.
Hanya saja, realisasi kinerja CAKK memang masih turun secara tahunan apabila diakumulasi selama sembilan bulan pertama tahun ini. Menilik laporan keuangan Cahayaputra Asa Keramik, pendapatan bersih CAKK turun 33,24% yoy dari Rp 222,96 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 148,83 miliar di Januari-September 2020.
Seiring pendapatan bersih yang turun, CAKK membukukan rugi bersih sebesar Rp 7,70 miliar di sembilan bulan pertama tahun ini. Sebelumnya, CAKK berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 6,11 miliar pada periode sama tahun lalu.
Baca Juga: Mau tambah mesin di kuartal IV, kapasitas produksi CAKK bakal naik
“Penurunan pendapatan di kuartal III ini karena perusahaan menghentikan produksi di kuartal II pada awal pandemi covid-19 dan pada kuartal III kondisi produksi juga belum berjalan normal,” terang Juli kepada Kontan.co.id, Selasa (27/10).
Juli optimistis, iklim bisnis keramik yang baik masih akan terus berlanjut di kuartal keempat tahun ini. Katalis positif diharapkan datang dari pemberlakuan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) atau safe guard terhadap produk keramik impor dari beberapa negara.
Untuk memaksimalkan peluang yang ada, CAKK berupaya mengerek volume produksi. Saat ini, utilisasi produksi perusahaan telah mencapai 90% dari kapasitas terpasang eksisting 9,18 juta meter persegi per tahun. Angka tersebut lebih besar bila dibanding utilisasi produksi Cahayaputra di kuartal III 2020 yang hanya mencapai 70%.
Baca Juga: Cahayaputra Asa Keramik (CAKK) kembali tunda pemasangan satu unit mesin baru
Tidak lupa, CAKK juga akan melakukan upaya penghematan. “Kami akan menekan biaya-biaya yang ada, di samping itu dengan adanya penurunan biaya energi dari gas akan sangat membantu untuk meningkatkan bottom line perusahaan,” kata Juli.
Melalui segenap upaya di atas, CAKK optimistis dapat mencetak laba bersih di sepanjang tahun 2020. Namun, Juli belum memproyeksi pendapatan perusahaan saat tutup tahun nanti.
Tahun ini, CAKK menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 32 miliar dari kas internal dan pinjaman bank untuk keperluan perawatan mesin alias maintenance. Sampai September 2020 lalu, CAKK sudah menyerap Rp 20 miliar dari dana capex yang dianggarkan.
Baca Juga: CAKK bakal realisasikan penambahan mesin produksi baru kuartal empat tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News