Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
"Dari sisi proses SDM, Perhutani belum mempunyai sistem end-to-end yang mendigitalisasi proses end-to-end SDM, di mana sebelumnya sudah ada beberapa aplikasi namun tidak terintegrasi sehingga secara controlling dan approval menjadi kendala bagi pihak manajemen," ucapnya.
Dengan jumlah satuan kerja yang banyak, RUN System memberikan solusi bagi Perhutani untuk dapat mengefisiensi dan mengintegrasikan bisnis proses dari hulu ke hilir dan di setiap unit kerja; Change management dan tersebarnya unit kerja merupakan tantangan terbesar untuk dapat mewujudkan.
RUN System memberikan Solusi dengan Modul Financial dan cost control untuk Perhutani sehingga proses bisnis keuangan yang ada menjadi lebih efisien dengan digitalisasi end-to-end untuk laporan keuangan dan rekonsiliasi data menjadi single platform yang otomatis dan dapat dikontrol setiap proses.
Solusi Modul Human Resource menjadi jawaban untuk kebutuhan Sistem SDM end-to-end yang terintegrasi secara satu sistem dan memberikan kemudahan bagi para karyawan dengan Fitur Employee Self Service untuk dapat melakukan kegiatan personalia secara web based seperti absensi, cuti dan lembur hingga melihat payslip karyawan.
Baca Juga: Total Bangun Persada (TOTL) kantongi kontrak sebesar Rp 89 miliar di kuartal I-2021
"Implementasi RUN System di sektor pertanian diharapkan dapat memberikan efisiensi cost operasional dan Cost HCM sebesar 2% dari sebelum menggunakan RUN System," tuturnya.
Selain Perhutani, PT Waskita Karya Tbk dan PT Kawasan Industri Medan (Persero) juga menggunakan jasa Run System. Waskita misalnya menggunakan jasa Run System untuk membuat modul learning management system untuk vendor.
Partnership and Strategic Portfolio Manager, RUN System, Badlin Isnan Bahrun, menambahkan ada banyak opsi dan cara bagi RUN System dalam memilih partner kerjasama dan kolaborasi, terutama untuk mengoptimalkan bisnis RUN System.
Hal itu bisa melalui partisipasi aktif di program inkubator, event atau pameran-pameran bisnis terkait. Selain itu, juga dapat melalui relasi perusahaan, pimpinan, dan existing partner-partner yang sudah melakukan kerjasama dengan kami.
"Setelah itu kami melakukan analisa dan koordinasi dengan departemen terkait untuk mendeskripsikan cost-benefitnya dengan mempertimbangkan 3 faktor utama yakni teknis, komersialisasi, dan potensi bisnisnya," terangnya.
Baca Juga: Canggihnya Mercy tunggangan Raja Salman
Menurutnya, setelah dilakukan analisa, maka ditentukan dan diperlukan diskusi lanjutan untuk pembahasan hingga sampai tahap surat perjanjian kerjasama.
Lebih lanjut, Badlin menjabarkan bahwa pada kuartal ini pihaknya mengoptimalkan 3 jenis partner, yaitu Distribution Partner, Application Partner dan Implementation Partner. "Para partner kami mencakup beberapa sektor seperti kawasan-kawasan industri strategis di beberapa daerah di Indonesia, kemudian digital industri, lembaga keuangan hingga asuransi," tuturnya.
Selain membutuhkan banyak pihak, pihaknya juga melakukan kolaborasi serta kerjasama untuk peningkatan proses bisnis RUN System. Melalui Distribution Partner kami, baik yang sudah ada maupun yang masih berlangsung, dalam hal ini untuk meningkatkan segmentasi dan ekspansi market RUN System.
Selanjutnya: Ini platform pilihan favorit generasi Z Indonesia dalam memesan makanan online
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News