Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi para siswa di Indonesia, pelajaran matematika selama ini dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan. Oleh sebab itu, diperlukan metode yang menarik bagi para siswa untuk dapat menyenangi pelajaran yang selama ini manjadi pelajaran paling dasar dari cabang ilmu pengetahuan.
Mutia Meilina, Education Manager Casio Indonesia dalam pelatihan pemanfaatan kalkulator ilmiah dalam mendukung pelajaran kepada 200 guru matematika dari Nusa Tenggara Barat, kemarin menjelaskan dari sisi pengajar, selama ini pemanfaatan kalkulator masih dianggap sebagai musuh para pengajar.
“Padahal sebenarnya kalkulator dapat menjadi alat untuk mendukung pelajaran khususnya matematika sehingga dapat jauh lebih disenangi oleh siswa,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (8/5).
Dirinya menambahkan pendidikan berbasiskan STEM (Science, Technology, Engineering & Mathematics) dimana matematika terdapat di dalamnya, dipandang perlu oleh banyak pengamat pendidikan.
“Metode ini sudah lama menjadi metode yang diterapkan di Amerika Serikat dan negara maju lainnya. Pasalnya, pendidikan berbasis STEM terbukti mampu membentuk sumber daya manusia (SDM) yang mampu bernalar dan berpikir kritis, logis, dan sistematis yang menjadi kebutuhan siswa Indonesia zaman now,” lanjutnya.
Sementara itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy dalam arahannya menyampaikan, pentingnya ocustive metode pembelajaran seperti matematika yang tidak lagi membuat siswa ketakutan.
“Pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat penting tapi masih dianggap menakutkan. Merujuk kepada hasil PISA (Programme for International Student Assessment) terakhir di tahun 2015,” tambahnya.
Untuk itu menurut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini, penting mengembangkan metode yang menyenangkan dalam pelajaran yang selama ini dianggap susah bagi siswa.
“Saya percaya jika semakin banyak orang yang turut terlibat dalam program ini, untuk meningkatkan kemampuan guru matematika, saya yakin kapasitas dari hasil pembelajaran siswa Indonesia akan segera tercapai lebih baik untuk generasi selanjutnya,” terangnya.
Dwi Anggraeni, Master Trainer CASIO yang juga merupakan guru matematika dari area Jawa Timur mengungkapkan, pada metode pengajaran matematika yang berjalan saat ini, siswa lebih banyak diminta untuk berhitung. Metode ini sudah dianggap tidak relevan dimana ocus pembelajaran hanya pada perhitungan, bukan problem solving atau penyelesaian masalah itu sendiri.
“Dengan teknologi kalkulator, maka siswa dapat dilatih untuk lebih kreatif memanfaatkan waktu belajarnya untuk meningkatkan kemampuan problem solving dimana kalkulator tidak hanya berfungsi alat hitung tapi sebagai media eksplorasi konsep matematika," jelas Dwi.
Hadir pula dalam kegiatan ini, bersama Mendikbud Muhadjir Effendy, Sesjend Mendikbud, Dirjen Dikdasmen, Sesdirjen Dikdasmen, Direktur PSMK. Kegiatan pelatihan ini merupakan kerjasama antara Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bersama CASIO Indonesia sebagai rangkaian acara puncak peringatan Hardiknas 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News