kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Catat, harga lahan di Bali selangit


Senin, 01 September 2014 / 18:01 WIB
Catat, harga lahan di Bali selangit
ILUSTRASI. In His Shadow, film thriller kriminal dari Perancis terbaru dari Netflix yang akan mulai tayang pada hari ini (17/3)


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

DENPASAR. Dampak pembangunan properti villa dan hotel yang sporadis di delapan kabupaten dan kota di Bali memicu pertumbuhan harga lahan. Saat ini, harga lahan termurah berada pada kisaran Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar per are (per seratus meter persegi). 

Sementara harga lahan tertinggi bisa mencapai sekitar Rp 5 miliar per are yang dipatok untuk kawasan-kawasan mahal seperti Seminyak, Sunset Road, Nusa Dua, dan Jimbaran. 

Wakil Ketua DPD REI Bali, I Made Sudhana Yasa, mengungkapkan hal tersebut terkait pertumbuhan properti di Bali kepada Kompas.com, Senin (1/9). 

Menurut Sudhana, saat ini sudah sangat susah mencari lahan untuk hunian murah. Kalau pun ada, kapasitas lahan hanya dapat dikembangkan untuk hunian dengan luas 70/130 meter persegi. "Hunian tersebut bisa kami jual dengan harga rerata Rp 1,5 miliar. Sekarang rumah tipe 70/130 sangat diincar pasar. Sedangkan rumah 45/100 sudah tidak diproduksi pengembang. Adapun rumah subsidi dibangun secara konsorsium di daerah-daerah pelosok," papar Sudhana.

Sulitnya mendapatkan lahan kosong dengan harga kompetitif di Bali, kata Sudhana, sudah terjadi selama satu dekade terakhir. "Kami berebutan untuk mendapatkan lahan. Tidak hanya sesama pengembang lokal, melainkan juga berebut dengan investor nasional dan asing," tandas Sudhana.

Sudhana menambahkan, bahkan lahan seluas 6 are atau 8 are pun tidak akan dibiarkan kosong dan idle. Para investor memanfaatkannya untuk membangun private villa satu atau lima unit, atau bisa juga membangun hotel murah meriah (budget hotel). 

Walhasil, merujuk pada data Badan Pusat Statistik Nasional, hingga 2016 mendatang, Pulau Para Dewa ini akan dipenuhi 67 hotel baru dengan kamar sebanyak 12.226 unit. Hotel segmen C atau bintang 3 menguasai pipeline sebanyak 40%.

Sampai akhir 2011 saja, Bali telah dipenuhi 22.000 kamar hotel. Jumlah ini membengkak ketika setahun kemudian terdapat tambahan sekitar 3.400 kamar. Berturut-turut Bali akan disesaki sekitar 4.700 kamar pada 2013 dan 4.100 kamar pada 2014-2016. Sehingga menggenapi jumlah 34.226 kamar. (Hilda B Alexande)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×