Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Tingkat keterisian kamar atawa okupansi kondominium hotel (kondotel) di Bali berpotensi turun dari 80% saat ini menjadi 70%. Adalah pasokan kondotel yang bejibun jadi pemicunya.
Konsultan properti Cushman & Wakefield mencatat: ada 8.000 unit kondotel baru yang berada dalam tahap perencanaan. Jumlah ini melebihi pasokan kondotel per akhir semester I-2014 yakni 5.000 unit.
"Pengembang kemungkinan harus memberi subsidi selama periode garansi," ujar Senior Associate Director Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Arief Rahardjo, di Jakarta, belum lama ini.
Berdasarkan lokasi, sebanyak 29% unit kondotel baru terkonsentrasi di Legian dan Seminyak. Lantas, sebanyak 24% dan 14%, masing-masing tersebar di Jimbaran dan Nusa Dua.
Umumnya, investasi kondotel di Pulau Dewata menawarkan pengembalian modal 6%-11% per tahun untuk rentang dua hingga sepuluh tahun pertama. Setelah periode tersebut, investor akan mendapat 40%-70% keuntungan kotor penyewaan kamar.
Meski begitu, pengembang properti seperti PT Wika Realty tetap optimistis. Dua proyeknya kini suap masuk tahap peletakan batu pertama.
Wika menargetkan kondotelnya mampu meraih tingkat okupansi 80%. "Kami menggandeng operator hotel yang sudah punya jaringan yaitu Golden Tulip yang bisa menarik tamu," ujar Sekretaris Perusahaan Wika Realty Wijanarko Yuwono kepada KONTAN, Kamis (17/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News