kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Catur Sentosa menunggu efek geliat infrastruktur


Selasa, 03 Oktober 2017 / 11:00 WIB
Catur Sentosa menunggu efek geliat infrastruktur


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasrat PT Catur Sentosa Adiprana Tbk mengembangkan bisnis material bangunan di wilayah Indonesia bagian timur belum padam. Perusahaan ini kini tinggal menunggu pengembangan proyek infrastruktur di wilayah tersebut bergeliat.

Catur Sentosa tak ragu dengan potensi wilayah Indonesia bagian timur, yakni Papua dan Maluku. Kelak saat proyek infrastruktur seperti jalan, pelabuhan dan bandar udara (bandara) sudah berjalan, mereka yakin bisnis distribusi material bangunan bakal kecipratan efeknya.

Catur Sentosa memprediksi, pembangunan proyek properti hunian bakal tumbuh di sekitar area pengembangan proyek infrastruktur. Kemunculan proyek hunian itu berpotensi memunculkan pasar material bangunan properti baru maupun renovasi.

Nah, pasar material bangunan untuk kebutuhan renovasi itulah yang menjadi incaran Catur Sentosa. "Rumusnya jelas, kalau rumah bertumbuh ya tentu saja renovasi juga akan bertumbuh," kata Idrus H. Widjajakusuma, Sekretaris Perusahaan PT Catur Sentosa Adiprana Tbk kepada KONTAN, Senin (2/10).

Menurut pengalaman Catur Sentosa, bisnis material bangunan untuk kebutuhan renovasi tidak selalu sejalan dengan kondisi industri properti nasional. Tatkala sektor properti lesu darah, mereka kerap mendapati penjualan material bangunan untuk kebutuhan renovasi masih mendaki.

Selain menunggu efek proyek infrastruktur, ekspansi Catur Sentosa ke wilayah Indonesia bagian timur juga mempertimbangkan lini usaha. Ketimbang lini usaha distribusi, mereka lebih memilih memulai ekspansi lewat lini usaha ritel. "Distribusi itu pembukaan cabangnya tidak seperti Mitra 10, kami berhati-hati melihat perkembangan daerahnya jadi tidak terlalu agresif," terang Idrus.

Belum ketahuan wilayah Indonesia bagian timur yang menjadi target ekspansi gerai Mitra 10. Yang terang, tahun 2020 nanti Catur Sentosa menargetkan punya total 50 gerai Mitra 10.

Hingga Oktober ini Catur Sentosa mengoperasikan 27 gerai Mitra 10. Tiga gerai di buka pada tahun 2017. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham CSAP di Bursa Efek Indonesia itu menjadwalkan pembukaan satu gerai baru lagi akhir tahun nanti.

Mulai rebound

Asal tahu saja, lini usaha distribusi material bangunan dan Mitra 10 adalah dua dari lima lini usaha Catur Sentosa. Menurut catatan mereka, lini usaha material bangunan berkontribusi 49% terhadap total penjualan. Lantas kontribusi penjualan selebihnya terdiri dari 28% gerai Mitra 10, 19% distribusi fast-moving consumer goods (FMCG), 2% gerai Atria dan 2% distribusi bahan kimia.

Catur Sentosa mengendus potensi menjanjikan dari usaha distribusi FMCG. Karenanya, mereka juga akan menambah cabang di beberapa kota. Ekspansi cabang itu demi melengkapi 36 cabang yang sudah hadir di wilayah Jabodetabek, Bandung, Bali, Lampung, Palembang, Jambi dan Bangka Belitung.

Sementara hingga akhir tahun 2017 nanti, Catur Sentosa masih memegang target kinerja awal, yakni penjualan Rp 9 triliun dan laba Rp 90 miliar. Sebagai perbandingan, tahun 2016 lalu mereka membukukan penjualan Rp 7,97 triliun dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 72,31 miliar.

Kendati belum merilis laporan keuangan kuartal III 2017, Catur Sentosa menyatakan pertumbuhan kinerjanya minimal 20%. "Pergerakan kami sangat lambat di 2015-2016 dan ini tahun 2017 memang bisnis kami sudah rebound," tutur Idrus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×