kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cegah Abrasi, Kilang Pertamina Kembangkan Teknologi Revitalisasi Mangrove


Senin, 31 Oktober 2022 / 16:10 WIB
Cegah Abrasi, Kilang Pertamina Kembangkan Teknologi Revitalisasi Mangrove
ILUSTRASI. CSR:?Kilang Pertamina Internasional? merintis program revitalisasi dan konservasi kawasan mangrove


Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BENGKALIS. PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) Sei Pakning merintis program revitalisasi dan konservasi kawasan mangrove di wilayah pesisir Desa Pangkalan Jambi, Bukit Batu, Bengkalis, Riau.

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengentikan laju abrasi serta mengembalikan lahan yang sudah tergerus air laut sejak 2004 silam.

Permasalahan abrasi di Desa Pangkalan Jambi ini sebenarnya sudah terjadi sejak belasan tahun lalu. Terhitung dari 2004 hingga saat ini, sudah lebih dari 115 meter wilayah desa sudah tergerus air laut, yang mengakibatkan pemukiman warga pun terpaksa dipindah.

Tak berdiam diri melihat keadaan itu, sekelompok warga yang diketuai oleh Alpan mulai melakukan penanaman pohon bakau di bibir pantai secara swadaya dengan metode dan alat yang seadanya.

Baca Juga: Menilik Program Inovasi Kilang Pertamina Internasional (KPI) Sei Pakning

"Kami prihatin terhadap lingkungan, kalau kami biarkan lama-lama akan habis (daratannya). Jadi saya kumpul dengan kawan-kawan apa solusi kami untuk  mengatasinya," ujar Ketua Kelompok Harapan Kaya Bersama, Alpan, Selasa (25/10) lalu.

Jalan Alpan dan kawan-kawannya tidak selalu mulus. Selain keterbatasan edukasi serta alat untuk menanam, mereka juga banyak mendapati kegiatan penebangan pohon secara liar oleh warga, lantaran mereka belum memiliki pemahaman soal pentingnya revitalisasi mangrove.

Tidak menyerah begitu saja, sejumlah upaya pun dilakukan oleh Kelompok Harapan Kaya Bersama untuk menyetop laju abrasi. Walhasil, lambat-laun kepedulian warga pun mulai tumbuh, sehingga saat ini sudah tidak terhitung berapa banyak orang yang ikut menanam pohon di bibir pantai.

"Seiring waktu berjalan, masyarakat setempat pun mulai tumbuh kesadarannya untuk sama-sama menjaga lingkungan pesisir desa," tambahnya.

Inovasi teknologi bersama Pertamina

Setelah bertahun-tahun berjalan sendiri, di tahun 2017 Kelompok Harapan Kaya Bersama mulai berkolaborasi dengan PT KPI RU II Sei Pakning untuk mengembangkan teknologi baru yang lebih efektif selain lewat penanaman bakau.

Melalui program CSR (Corporate Social Responsibility), Pertamina mengenalkan warga dengan teknologi Triangle Mangrove Barrier (Trimba) yang belum pernah digunakan sebelumnya.

Trimba merupakan modifikasi alat pemecah ombak  untuk menyiapkan lahan sebelum ditanam oleh pohon mangrove, agar tidak mudah tergerus oleh ombak dari pantai.

Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional (KPI) Makin Genjot Energi Hijau

"Kami melakukan mulai dari pembibitan dengan teknologi menghindari abrasi kami ada teknologi trimba yang sudah kita patentan. Jadi bagaimana sebelum ditanam, kami siapkan dulu lahannya agar tidak tergerus oleh ombak dari pantai, sehingga nanti terhindar. Karena kalau tidak, pohon mangorve itu kalau masih kecil akan mati," ujar Manager Produksi Pertamina RU II Sei Pakning, Antoni R Doloksaribu.

Antoni menuturkan, program CSR-nya ini merupakan bentuk kegiatan yang berkelanjutan dari Pertamina.

Selain fokus pada pemasangan trimba, Pertamina juga mengembangkan beberapa program lainnya, seperti mangrove education center sebagai platform pembelajaran ekosistem pesisir mangrove dan pengembangan rumah produksi olahan dan kantin wisata.

Selain itu, ada juga pengembangan Arboretum Gambut sebagai tempat pelestarian flora dan fauna, serta Mangrove Desa Tanjung Leban sebagai wilayah konservasi pesisir.

"Sekarang sudah bisa  dilihat lahannya udah semakin bertambah, sudah menjorok ke tepi laut sana. Sehingga masyarakat sudah bisa memanfaatkan tempat ini, selain untuk darmawisata mereka bisa memanfaatkan bagaimana yang ditanam di sini bisa menjadi produk makanan dan minuman untuk menambah pendapatan mereka," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×