Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana untuk membuat sistem Automatic Train System (ATS) untuk memperkuat infrastruktur perkeretapian Indonesia. Sistem ATS ini untuk mencegah adanya tabrakan kereta, karena ATS akan membuat lokomotif berhenti ketika kereta tersebut melanggar sinyal lampu merah sebagai tanda adanya tabrakan.
"Selain faktor sumber daya manusia, kita juga melihat ada faktor-faktor lain seperti teknis dan manajemen. Misalnya persimpangan yang mana yang tepat,” tutur Menteri BUMN Mustafa Abubakar saat jumpa pers dengan wartawan, di Jakarta, Senin (4/10).
Mustafa juga memutuskan untuk KAI supaya memberlakukan ATS secara mekanik dan elektrik. “Dalam waktu dekat, akan mengundang pihak2 untuk bisa membuat alat-alat tersebut," tambahnya.
ATS sendiri tersedia di luar negeri, namun karena teknologinya mahal dan membutuhkan investasi yang cukup besar, Kementrian BUMN akan mengundang beberapa pihak supaya membuat alat tersebut di dalam negeri. Rencananya, KAI dan Kementrian BUMN akan mengundang ITB, Lembaga Elektronik Nasional (LEN) dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI).
Sayang, Mustafa belum bisa menyebutkan berapa besar nilai investasinya dan kapan ATS ini dapat diberlakukan. "Nanti akan kita bicarakan dengan pihak-pihak tersebut untuk memproduksi alat itu supaya sesuai dengan kebutuhan kita. Berapa lama belum bisa sebutkan. Berapa besar juga belum bisa disebutkan," tambah Mustafa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News