kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

CFC targetkan kinerja lebih renyah


Rabu, 11 Februari 2015 / 09:00 WIB
CFC targetkan kinerja lebih renyah
ILUSTRASI. Vico Lamar, CEO dan Co-Founder, Fore Coffee, Matthew Ardian, Chief Marketing Officer, Fore Coffee & Cinta Laura Kiehl, Social & Sustainability Ambassador of Fore Coffee.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Persaingan bisnis makanan olahan ayam yang kian sengit membikin PT Pioneerindo Gourmet International Tbk berupaya berbenah saban tahun. Pemilik jaringan restoran California Fried Chicken (CFC) ini tetap mencoba berekspansi tahun ini.

Pioneerindo Gourmet bertekad menambah gerai anyar tahun ini. "Rencana pembukaan gerai baru sebanyak 25 hingga 30 gerai," ujar Kristanto, Direktur Keuangan  PT Pioneerindo Gourmet International kepada KONTAN, Selasa (10/2). 

Sayangnya, perusahaan berkode PTSP di Bursa Efek Indonesia itu belum mau memerinci lebih detail lokasi pembukaan gerainya itu. Yang pasti, target penambahan gerai baru itu lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2014. 

Tahun lalu, manajemen Pioneerindo Gourmet mencanangkan target penambahan 40 gerai baru CFC dengan nilai investasi Rp 1,5 miliar per gerai. Dari total gerai baru itu, sekitar 15% akan dibuka dengan skema waralaba.

Pioneerindo memang menjalankan dua cara penambahan gerai CFC yakni membuka gerai sendiri, dan menggandeng mitra bisnis lewat waralaba. Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan 30 September 2014 menyebutkan, Pioneerindo Gourmet mengutip biaya waralaba (initial fee) sebesar Rp 125 juta, dan biaya royalti sebesar 7% dari penjualan kotor.

Nah, dari Januari hingga September 2014, perusahaan itu memiliki 38 gerai waralaba. Jalinan kerjasama dengan terwaralaba adalah lima tahun hingga 2019. Patut dicatat, jumlah gerai waralaba itu menyusut dibandingkan dengan catatan 31 Desember 2013 yakni sebanyak 40 gerai.

Tak cuma jumlah gerai waralaba yang mengempis, jumlah gerai Pioneerindo Gourmet secara keseluruhan juga berkurang. Pada 31 Desember 2013, perusahaan itu masih mengoleksi 274 gerai. Namun pada 30 September, jumlah gerai menjadi 273 gerai.

Perlu diketahui, ratusan gerai itu tak cuma gerai CFC. Di dalamnya juga ada gerai makanan ringan Cal Donut dan gerai restoran Sapo Oriental. 

Dari total sebanyak 274 gerai di akhir 2013 tadi, 246 adalah gerai CFC. Lantas sisanya, tujuh gerai Sapo Oriental dan 21 gerai Cal Donat.

Tumbuhan 12%-15%

Dengan strategi menambah sekitar 25 hingga 30 gerai tahun ini, Pioneerindo Gourmet optimistis bisa mencetak pertumbuhan kinerja tahun ini. "Kami yakin bisa meraih pertumbuhan penjualan sebesar 12%-15% sepanjang tahun ini," ujar Kristanto.

Perusahaan itu memang belum merilis laporan keuangan 2014 seluruhnya kepada publik. Namun, catatan KONTAN Juni 2014, manajemen perusahaan itu mengejar target pertumbuhan pendapatan 10%-12% dan target pertumbuhan laba bersih sebesar 5% sepanjang 2014.

Asal tahu saja, pendapatan dan laba tahun berjalan 2013 adalah masing-masing Rp 390,55 miliar dan Rp 25,34 miliar. Jika target 2014 itu terpenuhi, berarti pendapatan 2014 bisa mencapai Rp 429,61 miliar–Rp 437,42 miliar. Sementara hitungan laba bersih  sekitar Rp 36,6 miliar.

Kontributor pendapatan Pioneerindo Gourmet untuk periode 31 Desember 2013 dan 30 September 2014 masih sama, yakni CFC. Pada laporan keuangan 30 September 2014, pendapatan gerai CFC Rp 271,33 miliar. Pendapatan itu setara dengan 92,35%.

Menyusul kontributor kedua adalah pendapatan gerai Sapo Oriental sebesar Rp 14,07 miliar, atau setara dengan porsi 4,79%.

Selanjutnya kontribusi dari pendapatan gerai Cal Donut Rp 3,52 miliar, atau setara dengan 1,19%. Terakhir, kontribusi pendapatan biaya royalti dan waralaba Rp 4,90 miliar. Nilai tersebut setara dengan 1,67% pendapatannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×