Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Chevron Indonesia yang saat ini menjadi operator di proyek pembangunan laut dalam atau Indonesian Deep Water Development (IDD) di Selat Makasar tengah berusaha untuk bisa mulai memproduksi gas (on stream) pada tahun depan.
Donny Indrawan, Corporate Communication Manager Chevron Indonesia bilang, Chevron tetap berkomitmen mendukung Indonesia dalam mengembangkan sumber daya alam, khususnya di bidang energi yang aman, efisien, dan handal.
Terutama dalam proyek IDD dimana Chevron telah menyelesaikan program pengeboran pengembangan IDD tahap pertama, yaitu lapangan Bangka. “Kami terus bekerja keras untuk mencapai target gas pertama di tahun 2016,” ujar Donny pada KONTAN, Jumat (2/10).
Sementara untuk proyek IDD tahap kedua, yaitu pengembangan Gendalo-Gehem, Chevron dan peserta joint venture terus melakukan penyelarasan dan bekerjasama erat dengan pemerintah untuk dapat mengembangkan proyek tahap kedua ini.
Selain juga tentu dengan mempertimbangkan nilai keekonomian proyek tersebut. Maklum, proyek pembangunan laut dalam ini disebut-sebut membutuhkan dana investasi yang cukup tinggi dengan nilai investasi mencapai US$ 12 miliar.
Dengan kondisi industri migas yang tengah mengalami kelesuan akibat turunnya harga minyak, Chevron pun tengah mempertimbangkan untuk mengurangi biaya di proyek IDD agar bisa mendapatkan nilai ekonomis yang cukup baik.
"Chevron dan peserta joint venture terus bekerja untuk mengidentifikasi peluang mengurangi biaya dan meningkatkan nilai tambah proyek IDD," kata Donny.
Catatan KONTAN, Chevron akan mengebor 28 sumur di lima lapangan dalam proyek IDD tersebut, yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha, dan Gandang. Proyek inidirencanakan akan menghasilkan gas 150 juta kaki kubik (mmscfd) dan minyak 60.000 barel per hari (bph) dari Lapangan Bangka.
Sementara untuk Lapangan Gehem diharapkan bisa menghasilkan gas 420 mmscfd dan minyak 27.000 bph. Lalu segera menyusul gas dari Lapangan Gendalo 700 mmscfd dan minyak 25.000 bph yang targetnya bisa produksi 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News