Reporter: Mimi Silvia | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Belum sebulan membuka data room, berembus kabar Blok B Natuna yang dioperatori ChonocoPhillips kurang diminati Inpex dan Chevron yang merupakan pemilik saham di blok ini. Anjloknya harga migas membuat dua perusahaan migas asing ini was-was untuk mengakuisisi blok tersebut.
Izin pembukaan data diberikan agar memberikan kesempatan kepada calon investor yang berminat untuk membeli Blok B Laut Natuna Selatan untuk menelitinya
Ketika dikonfirmasi ke Elan Biantoro, Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengaku belum mengetahui kabar tersebut. Menurutnya, kalau benar itu terjadi, ia menyayangkan karena sebetulnya dua perusahaan ini merupakan mitra Chonoco di Blok B Natuna ini.
"Kalau mereka tentu mempertimbangkan bukan dengan kacamata Indonesia. Tentu mereka akan mempertimbangkan dengan membandingkan Blok B ini dengan blok yang ada Kuwait, Libia, Qatar, dan lain-lain," kata Elan.
Sampai saat ini pun, dari SKK Migas mengaku tidak mengawal siapa yang membuka data room. "Kan dari kami hanya memberi izin membuka data room karena ini surat negara," katanya.
Menurutnya kalau Inpex dan Chevron tidak berniat melihat data room hal yang wajar karena seharusnya sebagai mitra, Inpex dan Chevron sudah tahu kondisi Blok B Natuna sejak lama.
Sumber KONTAN mengatakan, kemungkinan besar Blok B ini akan dipulangkan kepada negara. Namun sampai sejauh ini, menurut Elan, belum ada wacana dari ChonocoPhillips untuk memulangkan Blok B ke negara.
Elan mengutarakan, kalaupun akhirnya dikembalikan, maka Chonoco harusnya melaporkan selambatnya-lambatnya dua tahun sebelum keluar. "Misalnya dia mau berhenti tahun 2017, maka tahun 2015 dia harus melaporkan," jelas Elan.
Blok B Natuna ini sudah beroperasi selama 47 tahun dengan memproduksi gas sebesar 300 juta standar kaki kubik per hari (mscfd) dan minyak 30.000 barel per hari (bph). ConocoPhilips masih memiliki hak untuk mengoperasikan blok tersebut sampai 2028. Gas yang dihasilkan dijual ke Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Saat dihubungi KONTAN, juru bicara ChonocoPhillips Diarmila Sutedja belum merespon telepon maupun pesan singkat yang dilayangkan KONTAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News