Sumber: Kompas.com | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Fiat Chrysler Automobile (FCA) dan Renault gagal merger. Rencana menggabungkan dua aliansi otomotif besar ini harus berhenti karena alasan khusus, termasuk masalah politik. Pihak FCA menjelaskan perusahaan mundur dari rencana merger dengan perusahaan Perancis tersebut karena alasan situasi politik di negeri Eiffel tersebut sedang tidak tepat untuk penggabungan perusahaan.
Keputusan ini diambil dalam rapat internal FCA. Dikutip dari Autocar.uk, dewan direksi Renault membahas proposal merger ini dalam rapat selama enam jam, Rabu (5/6/2019). Renault kembali menunda keputusan k arena pemerintah Prancis, pemegang saham terbesar Renault membutuhkan waktu untuk memikirkan penggabungan ini.
Dalam pernyataannya Renault mengungkapkan tidak dapat mengambil keputusan berdasarkan permintaan dari perwakilan pemerintah Perancis untuk menunda voting hingga batas waktu yang belum ditentukan.
FCA sendiri telah memperkirakan penggabungan dua raksasa otomotif dunia tersebut akan menghasilkan keuntungan hingga 150 miliar Euro dengan perhitungan keuntungan per tahun mencapai 8,8 miliar Euro. Merger kedua perusahaan diperkirakan bakal menghasilkan total produksi hingga 8,7 juta unit mobil per tahun.
Terkait pembatalan merger ini FCA mengatakan keyakinan perusahaan tidak berubah akan keinginan bertransformasi yang menguntungkan untuk kedua belah pihak.
FCA berterima kasih pada Renault beserta aliansi Nissan dan Mitsubishi karena rencana penggabungan yang membangun seluruh pihak. FCA saat ini membawahi merek seperti Fiat, Alfa Romeo dan Maserati. Belum diketahui apakah setelah ini FCA akan menawarkan proposal kepada pihak lain.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "FCA Gagal Merger dengan Renault",
Penulis : Setyo Adi Nugroho
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "FCA Gagal Merger dengan Renault", https://otomotif.kompas.com/read/2019/06/07/100200115/fca-gagal-merger-dengan-renault.
Penulis : Setyo Adi Nugroho
Editor : Aditya Maulana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News