Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo
Christianto juga menjelaskan bahwa tidak ada tenor dalam kontrak penjualan listrik antara Cikarang Listrindo dengan pelanggan. Jika dilihat dari profil pelanggan, 82% di antaranya telah menjadi pelanggan Cikarang Listrindo selama lebih dari lima tahun.
“Level pelanggan yang berhenti berlangganan dengan perusahaan sangat kecil, berkisar 0,1% dari total jumlah pelanggan. Untuk besaran tarif tenagah listrik yang digunakan, itu sesuai dengan ketetapan tarif yang ditetapkan pemerintah, kami aplikasikan pada seluruh pelanggan,” imbuhnya.
Sedangkan menurut Direktur Komersial Cikarang Listrindo, Matius Sugiaman, 72% dari total pelanggan yang dilayani merupakan perusahaan manufaktur multinasional yang berasal dari Jepang, Korea Selatan, Amerika, Eropa, ASEAN, dan lainnya. “itu terhubung dengan pembangkit Perseroan melalui jalur distribusi 20kv sepanjang lebih dari 1.450 km,” terang Matius.
Saat ini, Cikarang Listrindo memiliki 10 turbin gas dan 3 turbin uap, serta 2 unit PLTU dengan total kapasitas 1.144 MW. Lokasinya ada di Jababeka, MM-2100 dan Babelan yang dihubungkan dengan transmisi 150 kv sepanjang kurang lebih 30 km.
Menurut Christanto, Cikarang Listrindo mencatatkan peningkatan marjin laba kotor menjadi 36%, dan meningkatkan EBITDA sebesar 2,3% menjadi US$ 105 juta pada semester I-2018.
“Selanjutnya kami ingin mengoptimalkan utilisasi dari semua unit pembangkit kami guna memberikan layanan listrik yang stabil dan reliable,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
