kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ciputra Group targetkan penjualan proyek di luar negeri tumbuh 30%


Selasa, 19 Juni 2018 / 18:44 WIB
Ciputra Group targetkan penjualan proyek di luar negeri tumbuh 30%
ILUSTRASI. Stand PT. Ciputra Development Tbk (CTRA)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ciputra Group terus melanjutkan pengembangan proyek properti di luar negeri. Perusahaan saat ini tengah melakukan ekspansi di tiga negara dengan mengembangkan kawasan kota mandiri di masing-masing negara. Ketiga negara itu adalah Vietnam, Kamboja, dan China.

Di Vietnam, Ciputra Group mengembangkan dua proyek di kota Hanoi, yaitu proyek kawasan kota mandiri seluas 300 hektare (ha) bertajuk Ciputra Hanoi International City. Sedangkan satu lagi proyek mixed use yang terdiri dari hotel dan mall.

Di Kamboja, dikembangkan kawasan kota madiri bertajuk Grand Phnom Penh International City seluas 260 ha. Dan di Shenyang China, perusahaan membangun Grand Shenyang International City seluas 300 ha.

Ketiganya dikembangkan lewat bendera International City Holdings Limited (ICH).

Tahun ini, Ciputra Group menargetkan penjualan proyek propertinya di tiga tersebut bisa mengalami pertumbuhan sekitar 20%-30% dari tahun 2017.

"Kalau tahun lalu, penjualannya mencapai sekitar Rp 2 triliun." kata Agus Surja Widjaja, Direktur Ciputra Group pada Kontan.co.id, sebelum Lebaran, Senin (4/6).

Sejatinya, penjualan tiga proyek tersebut cukup besar namun kontribusinya ke Ciputra Group tidak besar. Pasalnya, kepemilikan saham perusahaan di ICH hanya minoritas yakni 7%.

Adapun proyek recurring di Hanoi telah beroperasi saat ini di mana hotelnya dioperasikan oleh Pullman. Sedangkan di Ciputra Hanoi International City telah dibangun 1.200 unit rumah tapak dan 15 tower apartemen. Rencananya, di kawasan kota mandiri itu akan dibangun 2.000 unit landed house dan 50 tower apartemen.

Total lahan yang sudah dikembangkan di Ciputra Hanoi International City sudah mencapai 50%. Saat ini, perusahaan tengah membangun dan sekaligus memasarkan tiga tower apartemen disana.

"Penjualan proyek di Hanoi saat ini sangat bagus karena pasarnya sangat kuat. Siklus properti di sana agak terbalik dengan Indonesia. Saat ini, lesu di sini, mereka justru naik," jelas Agus.

Adapun rumah tapak di Hanoi dijual dengan harga sekitar US$ 1 juta -US$ 2 juta karena memang menyasar segmen menengah ke atas. Sedangkan apartemennya dibanderol sekitar US$ 100.000- US$ 300.000. Di Hanoi memang akan lebih banyak dibangun apartemen karena izin untuk pengembangan rumah tapak tidak mudah.

Sementara di Kamboja, akan dikembangkan lapangan golf dan perumahaan yang dilengkapi dengan fasilitas komersial pendukungnya. Saat ini, lapangan golf seluas 60 ha dan water park telah selesai dibangun. Sedangkan hunian yang sudah dikembangkan sekitar 500 unit. Adapun harga rumah di sana dijual mulai dari US$ 100.000 sampai US$ 500.000 per unitnya.

Di Shenyang, ICH akan mengembangkan satu kluster rumah tapak seluas 35 ha untuk tahap pertama. Hunian di proyek ini dipasarkan dengan harga mulai US$ 100.000 - US$ 300 juta. Di proyek ini, rencananya tidak hanya akan dibangun landed house tetapi juga akan ada apartemen dan komersial di tahap berikutnya. "Mungkin lima tahun lagi kami akan kembangkan apartemen," ujar Agus.

Dari tiga proyek tersebut, memang baru Ciputra Hanoi International City. Sementara dua lagi masih dalam tahap pengembangan awal. Itu sebabnya, rencana ICH melantai di bursa saham Singapura yang pernah direncanakan tahun 2014 belum bisa direalisasikan. Agus bilang, Initial Public Offeering (IPO) perusahaan itu akan dilakukan jika ketiga proyek tersebut sudah cukup matang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×