Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) mendapat kuota ekspor metallurgical grade bauxite (MGB) atau bauksit olahan pada kuartal IV 2017 sampai September 2018 sebesar 3,65 juta ton. Direktur Cita Mineral Investindo, Yusak Lumba Pardede mengatakan, dari periode Januari sampai September 2018 jumlah realisasi penjualan ekspor MGB sekitar 2 juta ton.
Sementara untuk realisasi penjualan lokal MGB sebesar 1,3 juta ton. “Mengenai data penjualan pastinya nanti kami akan keluarkan pada akhir Oktober. Sebagai gambaran kasar revenue kami sudah mencapai Rp 1,4 triliun,” ungkapnya, Rabu (18/10).
Sementara untuk total realisasi ekspor MGB dari Oktober 2017 sampai September 2018 sekitar 2,5 juta ton dari jumlah kuota ekspor mencapai 3,65 juta ton. Per Januari sampai September 2018, average selling price MGB sebesar US$ 34 sampai US$ 35 per ton. Yusak berharap sampai akhir tahun nanti ada sedikit kenaikan harga jual meski di bawah 5%.
Mengenai proyeksi penjualan ekspor ke depan, Yusak mengharapkan, pihaknya dapat memenuhi kuota ekspor sebesar 3,28 juta ton ini. Agar CITA memenuhi kuota ekspor ini, CITA terus berusaha meningkatkan kapasitas produksi dengan memperbaiki infrastruktur yang ada. CITA menjual seluruh MGB ke China dan belum ada rencana menjual ke negara baru.
“Sampai akhir tahun ada beberapa yang kita tingkatkan seperti alat berat, perbaikan infrastruktur di pelabuhan, jalan, dan sumber daya manusianya,” katanya.
CITA mengalokasikan belanja modal untuk meningkatkan kapasitas produksi lokasi tambang Sandai dan Air Upas dengan melakukan perbaikan infrastruktur ini sebesar Rp 300 miliar. Sampai akhir 2018 ini, belanja modal baru akan terserap setengahnya dan sisanya baru akan digunakan pada tahun depan. Perbaikan infrastruktur ini lebih banyak untuk lokasi tambang Sandai yang produknya diprioritaskan untuk ekspor.
Jumlah produksi bauksit dari Sandai dan Air Upas saat ini sebesar 300.000 ton hingga 400.000 ton ber bulan. “Dengan terus melakukan perbaikan ini kami harapkan produksi ini akan kita tingkatkan sampai 500.000,” imbuh Yusak.
Sebagai informasi, CITA sebenarnya memiliki beberapa lokasi tambang. Namun sekarang yang berproduksi hanya di lokasi Sandai dan Air Upas. Pengoperasian dua lokasi tambang ini lantaran adanya batasan kuota ekspor dari pemerintah. Apabila tidak ada batasan, kata Yusak, CITA dapat mempertimbangkan pengoperasian tambang lainnya.
Informasi saja, sampai 2018 ini CITA mendapat perpanjangan kuota ekspor MGB sebesar 3,28 juta ton atau turun 10,13% dari kuota penjualan ekspor tahun sebelumnya.
Yusak menjelaskan, penurunan kuota penjualan ekspor ini bukan lantaran CITA tak dapat memenuhi kuota penjualan ekspor tahun 2017. Namun karena adanya peraturan pemerintah yang juga melihat cadangan tambang bauksit CITA. Saat ini, total sumber daya dan cadangan CITA sebesar 475,5 juta ton.
CITA sendiri belum memiliki rencana membangun smelter tahap kedua untuk meningkatkan kapasitas di PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW). “Mengenai smelter ini menarik tapi sampai saat ini belum diputuskan oleh para pemegang saham. Kami hanya memiliki investasi 30% untuk WHW,” ungkapnya.
Mengenai pengembangan ke depan, Direktur Utama CITA, Lim Hok Seng mengungkapkan, secara cadangan masih mencukupi. “Karena total cadangan kami 475,5 juta ton, kalau untuk pengembangan ke depan, seharusnya pemerintah tidak memberikan kuota kepada kami, karena secara cadangan kami cukup untuk 10 tahun sampai 20 tahun ke depan. Kami berharap pemerintah bukan memberikan batasan kuota ekspor tapi memberikan dispensasi karena smelter kami juga sudah jadi,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News