kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Collier International: Kondisi properti Indonesia belum sepenuhnya pulih


Minggu, 11 Februari 2018 / 13:24 WIB
Collier International: Kondisi properti Indonesia belum sepenuhnya pulih
ILUSTRASI. Musim hujan di Jakarta


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi oversupply pada industri properti dikhawatirkan terjadi lantaran banyaknya pembangunan gedung-gedung bertingkat. Colliers International memprediksi kondisi itu masih terus berlanjut seiring bertambahnya gedung-gedung baru dalam beberapa tahun mendatang.

Senior Director Office Services Colliers, Bagus Adikusumo mengatakan secara menyeluruh, kondisi properti saat ini belum sepenuhnya pulih. Namun di sisi lain, pembangunan gedung bertingkat masih terus dilakukan oleh para pengembang.

Bagus menilai, hal tersebut dilakukan para pengembang lantaran harga tanah yang terus mengalami kenaikkan. Toh, kodisi properti yang belum stabil saat ini menyebabkan hanya pengembang dengan modal kuat yang terus melakukan pembangunan.

Catatan Colliers, rata-rata pertumbuhan jumlah gedung dari tahun 2001-2004 ke tahun 2015-2020 cukup besar yakni mencapai 50%. Mayoritas gedung bertingkat, menurut Bagus, masih didominasi oleh proyek perkantoran, baru kemudian disusul oleh apartemen.

Bagus menduga, permintaan properti baik kantor atau apartemen, akan mulai pulih pada tahun 2020. Saat ini, kata dia, banyak perusahaan yang mulai efisiensi dengan tidak melakukan perluasan terhadap gedung kantor karena sudah dipermudah dengan adanya teknologi.

Sehingga, "pembangunan gedung pencakar langit mungkin menjadi tantangan apakah tetap akan dibangun atau tidak," ungkap Bagus saat dihubungi KONTAN.co.id, Sabtu (10/2).

Terkait posisi Indonesia yang menduduki peringkat ketujuh sebagai kota dengan gedung pencakar langit terbanyak, menurut Bagus, disebabkan oleh rencana pembangunan Signature Tower di SCBD dengan 111 lantai kantor dan hotel. "Tetapi kan kita tidak tahu, apakah jadi dibangun atau tidak," imbuhnya.

Semakin bertambahnya jumlah gedung tinggi di Jakarta, lanjutnya, akan menyebabkan terjadinya oversupply sehingga membuat harga sewa turun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×