Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
"Di proyek kita yang ada sekarang ini ada yang memang disiapkan sungguh-sungguh sehingga bagus, ada juga yang mungkin belum dipersiapkan secara baik sehingga ketika due diligence oleh pihak yang mau membiayai, dilihat risiko-risikonya kok masih sangat besar misalkan," terang Harris.
Selain itu, isi kontrak Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara juga menjadi aspek yang menjadi pertimbangan bagi para investor.
Harris menambahkan, upaya pengembangan pembangkit EBT seperti PLTS dan PLTB di Indonesia memiliki kendala pada sistem kelistrikan yang belum memungkinkan untuk menerima pembangkit intermiten dengan jumlah yang besar.
Baca Juga: Perpres harga listrik EBT menanti tanda tangan Presiden Joko Widodo
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung PribadiĀ bilang target perolehan investasi sektor EBTKE mulai tahun 2020 ditargetkan mencapai US$ 2 miliar. Kemudian bakal naik di tahun 2021 menjadi sebesar US$ 4 miliar.
Dilanjutkan pada tahun 2022 sebanyak US$ 5 miliar. Dan kemudian untuk tahun 2023 ditargetkan mencapai US$ 4 miliar. Sedangkan untuk tahun 2024, investasi di sektor ini kembali naik hingga mencapai US$ 5 miliar.
Agung bilang, saat ini pemerintah berkomitmen meningkatkan penambahan kapasitas pembangkit EBT hingga 9.051 megawatt (MW) dalam lima tahun.
Untuk tahap pertama, yakni di tahun ini sebesar 687 MW. Kemudian dinaikkan hingga 1.001 MW pada tahun 2021. Kenaikan kapasitas pembangkit EBT akan mencapai 1.922 MW di tahun 2022 mendatang.
Sementara pada tahun 2023, kenaikan agak melandai karena ditargetkan hanya naik 1.778 MW. Dan gong-nya pada tahun 2024 mendatang, di mana penambahan kapasitas pembangkit EBT mencapai 3.664 MW.
Menurut Agung, dengan target investasi dan penambahan kapasitas pembangkit EBT tersebut, peluang lapangan kerja di sektor energi baru terbarukan akan meningkat.
"Jika target US$ 20 miliar terealisasi, maka akan membuka lapangan kerja baru sekaligus bisa mengakselerasi capaian bauran energi. Kami memperkirakan nilai investasi ini mampu serap tenaga kerja melebihi tahun-tahun sebelumnya," terang Agung dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News