Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Perubahan suhu yang ekstrim membuat tangkapan ikan tuna di perairan Nusantara turun drastis. Penurunan hasil tangkapan dirasakan oleh PT Anova Asia, salah satu perusahaan penangkapan ikan tuna asal Indonesia.
Eva Stephani Mangungsong, Quality Control Coordinator PT Anova Asia mengatakan, pihaknya mampu ekspor ikan tuna sebanyak 20 kontainer atau setara 500 ton per bulan.
Namun, selama Januari hingga Maret ini, hasil tangkapan ikan tuna perusahaan tersebut turun merosot 70% hingga menjadi 6 kontainer atau setara 150 ton per bulan. "Perubahan iklim yang membuat air laut dingin, sehingga nelayan sulit menjangkau ikan tuna yang sedang menjauhi permukaan laut," jelas Eva kepada KONTAN di Jakarta, Kamis (26/4).
Selain faktor cuaca yang kurang bersahabat, persaingan penangkapan ikan tuna di perairan Indonesia juga kian ketat. Menurut Eva, saat ini permintaan ikan tuna terus meningkat yang membuat banyak perusahaan baru bermunculan.
Sekadar informasi, harga ikan tuna saat ini mencapai Rp 40.000 per kilogram (kg) atau naik 50% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 30.000 per kg. "Banyak perusahaan kapal yang awalnya hanya beroperasi sebagai penyedia alat, kini ikut terjun menangkap ikan," imbuh Eva.
Eva memprediksi, cuaca ekstrim tidak hanya berlangsung selama kuartal I dan akan berlanjut hingga kuartal II tahun ini. Dengan begitu, selama dua bulan ke depan produksi ikan tuna perusahaannya diproyeksikan akan sama, yakni sekitar 150 ton per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News