kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Cuan Duta Anggada di sewa kantor


Kamis, 30 Juni 2016 / 06:00 WIB
Cuan Duta Anggada di sewa kantor


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Duta Anggada Realty Tbk memproyeksi kinerja bisnis sampai akhir tahun ini bakal turun ketimbang tahun lalu. Pengembang ini menilai penjualan propertinya tidak akan sanggup mendongkrak pendapatan perusahaan. Alhasil, emiten dengan kode saham DART ini lebih banyak mengandalkan pendapatan berulang.

"Tahun ini kami belum ada proyek baru. Kami hanya melanjutkan penjualan sisa 10 unit apartemen La Maison Barito," ucap Aka Permata, Sekretaris Perusahaan PT Duta Anggada Realty Tbk, Kamis (29/6).

Ia memperkirakan penjualan produk properti anyar tersebut, baru bisa terlaksana tahun depan. Nah, saat ini, Duta Anggada tengah meneruskan dua proyek utama yaitu Holiday Inn & Suites Hotel serta Icon Towers.

Adapun Holiday Inn & Suites merupakan proyek hotel dengan 422 kamar di Jl Gajah Mada, Jakarta Pusat. Perusahaan ini akan mengoperasikan hotel yang akan dikelola Inter Continental Hotel Groups pada kuartal I-2017.

Sampai akhir Maret 2916, pengerjaan proyek ini mencapai 75,67%. Sedangkan proyek Icon Towers merupakan proyek perkantoran dua menara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Duta Anggada memprediksi proyek ini bisa rampung 2019. Adapun pemasaran proyek ini bakal berlangsung tahun depan. Sampai kuartal I-2016, progres pengerjaan proyek ini baru mencapai 13,87%. "Tahun ini kami masih fokus di dua proyek itu. Pendanaannya masih kami usahakan dari pinjaman perbankan," urainya.

Sedangkan andalan bisnis Duta Anggada tahun ini berasal dari pendapatan berulang. Perusahaan ini akan mengoptimalkan pemasukan dari sewa perkantoran. Pendapatan berulang paling besar berasal dari sewa gedung perkantoran Plaza Chase, Plaza Agro dan Plaza Bapindo.

Sampai akhir kuartal I-2016, pendapatan berulang perusahaan berkode saham DART di Bursa Efek Indonesia ini sudah mencapai angka 94% dari total pendapatan. Penjualan proyek properti cuma memberi kontribusi 6% saja.

Di periode tersebut, pendapatan DART anjlok 61,8% dari Rp 296,42 miliar menjadi Rp 113,23 miliar.

Ekspansi lahan

Makanya, manajemen DART berupaya mengoptimalkan aset yang ada. Misalnya rencana menjual Pusat Grosir Jatinegara yang kurang laku. Bangunan yang sudah kosong ini dalam proses negosiasi penjualan. Ia berharap penjualan ini bisa terlaksana secepatnya.

"Gedung itu kurang sesuai dengan konsep bisnis perseroan," klaimnya.

Meski tidak terlalu gencar garap proyek anyar, Duta Anggada rupanya tetap berencana menambah lahan atau landbank. Saat ini, DART dalam proses mengumpulkan lahan di beberapa tempat. Seperti Serang, Kampung Bandan (Jakarta) dan Muara Enim di Sumatra Selatan.

Pengembang ini bersiap mengembangkan lahan anyar tersebut mulai tahun depan. "Kemungkinan yang akan dikembangkan lebih dulu lahan di Serang dan Kampung Bandan," ungkapnya.

DART akan mengembangkan lahan di Serang untuk kawasan industri. Pengembang ini mengklaim punya izin lahan seluas 1.500 hektare. Untuk tahap pertama, perusahaan ini akan mengembangkan lahan seluas 500 hektare.

Sampai Maret 2016, DART sudah membebaskan 131 hektare dan sisanya, 369 hektare akan diselesaikan dalam tempo dua tahun ke depan. Untuk aset di Kampung Bandan, pengembang ini akan menggarap proyek properti terpadu yang terdiri dari apartemen dan perkantoran di atas lahan tujuh hektare.

Untuk lahan 17,06 hektare di Muara Enim akan DART sulap jadi terminal batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×