kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Curah hujan masih tinggi, produksi garam bisa terpangkas 20%


Jumat, 08 April 2011 / 13:17 WIB
Curah hujan masih tinggi, produksi garam bisa terpangkas 20%
ILUSTRASI. Awan gelap menyelimuti langit di salah satu kawasan di Jakarta, Rabu (11/12/2019).


Reporter: Evilin Falanta |

JAKARTA. Panen garam nasional tahun ini dikhawatirkan mengalami penurunan. Pasalnya, hingga saat ini curah hujan masih tinggi sehingga membuat keadaan tanah menjadi lebih dingin. Hal ini jelas tidak menguntungkan para petani garam.

"Kita belum memasuki masa panen jadi belum tahu hasilnya seberapa besar. Tapi, melihat keadaan iklim yang terus hujan saya pesimis panen tahun ini tak akan lancar," kata Faisal Baidowi Anggota Presidium Aliansi Asosiasi Petani Garam Indonesia (A2PGRTI).

Faisal bilang hingga bulan keempat dan kelima ini, hujan masih turun di daerah pesisir pantai. Padahal, petani jelas mengharapkan di bulan ini sudah memasuki musim kemarau.

"Jika masuk bulan ketujuh nanti cuaca masih tak mendukung, maka produksi garam bisa turun 20%. Tapi, kalau keadaan kembali normal kemungkinan hanya turun 10% saja dari total produksi tahun lalu," jelasnya.

Pada tahun 2010 total produksi garam nasional mencapai 1,2 juta ton. Sedangkan tahun ini para petani belum bisa menargetkan jumlah produksi garam, mereka masih menunggu hasil panennya nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×