Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Berdikari (Persero) masih belum juga membaik hingga kuartal ketiga 2017. Ini terlihat dari kerugian yang dialami pada semester pertama yang masih berlanjut pada kuartal III- 2017. Kerugian disebabkan minimnya penjualan sapi.
Hingga kuartal ketiga, tercatat perusahaan ini baru menjual sebanyak 456 ekor sapi. Padahal Berdikari menargetkan penjualan sapi sampai akhir tahun mencapai 1.000 ekor.
Direktur Utama PT Berdikari Eko Taufik Wibowo mengatakan, melihat kinerja yang masih lambat, Berdikari merevisi target penjualan tahun ini. Untuk tahun ini pihaknya berupaya meningkatkan penjualan sapi sebanyak 800 ekor saja atau 80% dari target di awal tahun.
"Penjualan tahun 2017 memang mengalami penurunan. Kendalanya dikarenakan kami melakukan restrukturisasi keuangan dan bisnis model untuk menyesuaikan kondisi pasar, agar tidak berpotensi rugi," tutur Eko kepada KONTAN, Kamis (5/10).
Eko bilang, minimnya penjualan sapi tahun ini disebabkan terjadinya persaingan yang sengit. Khususnya dengan kehadiran daging kerbau di pasaran yang dibanderol dengan harga murah. Melihat persaingan penjualan daging di pasaran yang semakin sengit ini, Berdikari memilih tidak melakukan ekspansi, tapi hanya mempertahankan pelanggan yang sudah ada saja.
"Kami masih dengan existing customer saja dan memang tidak terlalu ekspansif. Karena harga masih belum baik. Harga daging masih tertekan harga daging kerbau milik Perum Bulog," jelasnya.
Sampai saat ini, Berikari masih memiliki sekitar 150 ekor sapi yang tengah dalam proses penggemukan. Kedepan, Eko bilang akan dilakukan pengisian kandang setelah panen Idul Adha. Eko menargetkan akan ada 150 ekor sapi yang akan dimasukkan dalam kandang.
Upaya Berdikari mengimpor sapi dari Australia sebanyak 2.000 ekor juga terkendala. Padahal seharusnya sapi itu sudah masuk pada bulan Oktober ini. Eko mengatakan penundaan ini terjadi karena masih terdapat kendala perizinan karantina. "Jadi sepertinya mundur ke November atau Desember," tambah Eko.
Sampai September 2017, Berdikari masih rugi karena ada pengeluaran tambahan yang membebani perusahaan, yakni beban overhead. Namun Eko optimis kerugian ini dapat ditekan karena ada peningkatan sales dari anak perusahaan sehingga secara konsolidasi, sehingga cash flow perusahaan bisa positif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News