Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perusahaan bahan peledak plat merah, PT Dahana mencari mitra baru untuk pabrik amonia nitrat di Bontang, Kalimantan Timur.
Dahana berencana membangun pabrik amonia nitrat berkapasitas 300.000 metrik ton per tahun. Pabrik di atas lahan seluas 6,3 hektare itu akan menjadikan Dahana sebagai pabrik produsen terbesar nitrat di Asia Tenggara.
"Kami hanya menunggu persetujuan pelayanan dalam rencana dengan mitra baru," ujar Direktur Utama Dahana, Tanto Dirgantoro kepada KONTAN, Selasa (22/2).
Tanto mengatakan, perusahaan telah melakukan semua yang diperlukan, termasuk AMDAL. Namun sayangnya, investor mengalami kesulitan dalam mencari anggaran untuk membangun pabrik.
"Pabrik baru akan membutuhkan dana sekitar US$ 380 juta. Sekitar 30% dari total investasi akan diambil dari ekuitas, sedangkan sisanya akan berasal dari pinjaman bank," lanjutnya.
Menurut Tanto, sejumlah investor menyatakan ketertarikannya untuk proyek bahan peledak ini. Sudah ada tiga atau empat investor yang tertarik. Namun, sebelumnya Dahana harus meminta persetujuan dari pemegang saham. Dia menolak menyebutkan nama-nama investor tersebut, dan hanya mengungkapkan investor yang tertarik dari lokal dan asing.
Setiap tahunnya, kata Tanto, Indonesia membutuhkan ammonium nitrat sebesar 400.000 metrik ton. Namun, hanya sekitar 50.000 metrik ton yang disuplai dari dalam negeri. Sisanya, 350.000 metrik ton diimpor.
Selain membangun nitrat amoniak, Dahana juga dalam proses membangun pabrik ammonium nitrat berkapasitas lebih kecil sekitar 100.000 metrik ton tiap tahun. "Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa beroperasi, nilai investasinya mencapai US$ 50 juta," kata Sekretaris Perusahaan Dahana, Asep Maskandar.
Untuk pabrik yang akan beroperasi tahun ini, kata Tanto sedang menjajaki penjualan produk dengan Pabrik Kalimantan Timur (PKT). Selain itu juga, nantinya akan diekspor ke luar negeri. "Bisa timur tengah, Kanada dan China," kata Tanto.
Menurut Asep, selain mengekspor ammonium nitrat, Dahana sejak tahun lalu juga telah melakukan ekspor detonator (bahan peledak) ke Australia. Sejak tahun lalu, Dahana mengekspor sekitar 1,5 juta bahan peledak (detonator) ke sejumlah negara seperti Malaysia dan Filipina. Kapasitas produksi Dahana mencapai 3 juta ton bahan peledak.
"Tahun lalu kita coba pasar Australia sebesar 200.000 unit karena Australia adalah negara dengan penghasil tambang paling besar," tandas Asep.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News