Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Dami Mas Sejahtera menargetkan produksi benih sawit pada tahun ini sebesar 20 juta ton. Angka tersebut stagnan dibandingkan target produksi tahun 2015, kendati realisasinya tidak mencapai 20 juta ton.
Menurut Direktur Dami Mas Tony Liwang, penjualan bibit sawit pada tahun lalu tidak mencapai target, lantaran adanya kendala cuaca El Nino dan anjloknya harga minyak sawit dunia atawa crude palm oil (CPO). "Realisasi penjualan bibit tahun 2015 di bawah 20 juta ton," ujar Tony, pekan lalu.
Tony menjelaskan, tahun ini, Dami Mas tetap konservatif bertahan pada produksi sebanyak 20 juta ton. Pihaknya tidak menaikkan target produksi bibit lantaran masih ada sebagian benih yang diproduksi tahun lalu baru ditanam pada awal 2016 setelah adanya musim hujan.
Anak usaha PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Tbk ini menjual benih seharga Rp 12.100 per butir. Harga tersebut lebih tinggi dari tahun 2013 yang masih berada di kisaran Rp 11.000 per butir. Sementara untuk menghasilkan bibit, Dami Mas memiliki indukan benih yang ditanam di 100 hektare (ha) di Riau. "Kalau bersama dengan fasilitas seperti rumah karyawan dan fasilitas pendukung luasnya mencapai 150 ha," imbuhnya.
Jumlah pohon indukan yang dimiliki Dami Mas saat ini sebanyak 11.000 pohon. Jumlah pohon itu masih belum akan ditambah, sebab permintaan terhadap bibit sawit masih terkendala cuaca dan rendahnya harga CPO Global. Hal itu mendorong perusahaan sawit mengerem ekspansi sampai harga kembali tinggi. Tentu saja kondisi ini berdampak pada perusahaan pembibit sawit.
Tony bilang, pada tahun ini, pihaknya masih fokus memenuhi kebutuhan sawit dalam negeri dan belum ada rencana ekspor. Sebab saat ini, ekonomi negara-negara tujuan ekspor bibit sawit seperti Afrika tengah dalam kesulitan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News