Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, dengan adanya El Nino menyebabkan penurunan produksi pangan. Adanya El Nino tahun ini Indonesia memutuskan untuk melakukan impor 3,5 juta ton beras.
Amran memperkirakan, impor beras bahkan bisa berpeluang menjadi 5 juta ton pada tahun 2024.
"Tahun ini Indonesia memutuskan mengimpor 3,5 juta ton beras dan berpeluang mencapai 5 juta ton pada 2024. Untuk itu perlu segera dilakukan upaya khusus percepatan peningkatan produksi pangan, untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat," kata Amran di Rapat Kerja Bersama Komisi IV DPR RI, Senin (13/11).
Diketahui tahun ini pemerintah menugaskan Bulog untuk impor dengan kuota 2 juta ton. Kemudian kuota impor tahun ini ditambah lagi sebesar 1,5 juta ton. Maka total kuota impor yang ditugaskan ke Bulog ialah 3,5 juta ton.
Baca Juga: Konsisten Naik, Harga Gula Sentuh Puncak Tertinggi dalam Tiga Tahun Terakhir
Tercatat, produksi beras nasional periode 2022-2023 mengalami penurunan akibat El Nino. Dimana sebelumnya produksi tahun 2022 sebesar 31 juta ton dan diperkirakan turun menjadi 30 juta ton pada tahun ini. Sedangkan pasca pandemi Covid-19 terjadi permintaan pangan mengalami peningkatan.
Hal tersebut kata Amran memaksa pemerintah untuk melakukan impor sebanyak 3,5 juta untuk cadangan beras pemerintah (CBP).
Sejalan dengan kondisi tersebut, Amran menuturkan pihaknya melakukan refocusing anggaran untuk melakukan percepatan peningkatan produksi. Dimana diusulkan adanya realokasi anggaran sebesar Rp 1 triliun dari eksternal dan internal lingkup Kementerian Pertanian.
Amran menjelaskan, dari Rp 1 triliun realokasi tersebut sebanyak Rp 934 miliar akan digunakan oleh Ditjen Tanaman Pangan. Di antaranya untuk penyediaan benih padi dan jagung, saprodi padi dan jagung, alsintan pasca panen dan koordinasi pendampingan.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Dorong Peningkatan Produktivitas Petani Lewat Jambore Makmur
Selain itu, Kementerian Pertanian juga mengusulkan anggaran belanja tambahan (ABT) 2023 senilai Rp 5,83 triliun. Penambahan anggaran tersebut akan digunakan untuk percepatan tanam dan peningkatan produksi padi dan jagung.
"Optimalisasi realokasi anggaran dan ABT dilakukan untuk mendukung upaya untuk percepatan tanam dan peningkatan produksi padi dan jagung," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News