Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Danareksa (Persero) salah satu holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeberkan anak usaha paling sehat yang saat ini dikelola.
Direktur Investasi Danareksa, Chris Soemijantoro mengatakan anak usaha yang memiliki cash flow paling sehat adalah PT Nindya Karya.
“PT Nindya Karya, tadinya di bawah PPA, tapi dialihkan dibawah Danareksa. Ini yang paling sehat dan cashflow juga baik,” ungkapnya dalam acara Media Gathering di kawasan Lokananta, Solo Senin (11/12).
Sementara itu, ia mengatakan, di bawah holding Danareksa ada dua sub kluster yang besar. Yakni sub kluster kawasan industri dan PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PT PPA).
“Kalau dari holding Danareksa yang besar itu ada dua. Yang pertama kawasan industri agregasi dan yang kedua adalah PPA,” ungkapnya.
Baca Juga: Danareksa Optimistis Target Laba Bersih Tahun Ini Tercapai
Danareksa juga melakukan sinergi antara kawasan-kawasan industri dengan konstruksi dan konsultan karya guna memaksimalkan potensi yang ada.
“Problemnya (kawasan industri) itu kalau lahannya habis. Tapi mereka bisa hidup dari service mereka, kawasan industri pun bisa punya pembangkit sendiri. Karena itu kita coba kembangkan dalam kawasan Green and Smart dengan standarisasi dan bisnis terintegrasi,” jelas Chris.
Kris menambahkan, untuk membangun Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) di kawasan industri misalnya, anak usaha Danareksa di sub klaster industri dapat bekerja sama dengan PT Nindya Karya.
Meski begitu, Chris menambahkan bahwa semua anak usaha Danareksa memang perlu di scale up, namun akan tetap ditentukan sesuai prioritas.
“Kami tidak muluk-muluk, kita harus jalan bareng tapi ada prioritas. Nah kawasan industri itu yang memang low hanging fruits dibantu dengan Nindya Karya, untuk mengembangkan kawasan,” jelasnya.
Sebagai tambahan informasi, anak usaha Danareksa dibagi menjadi lima sub klaster.
Sub klaster pertama adalah dari Kawasan Industri yang didalamnya terdapat enam anak usaha, yaitu: PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, PT Kawasan Berikat Nusantara , PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Industri Medan, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut dan PT Kawasan Industri Batang (Grand Batang City).
Sub klaster kedua adalah dari jasa keuangan yang didalamnya terdapat lima entitas yaitu: PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA), PT BRI Manajemen Investasi, PT Danareksa Finance, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Danareksa Kapital.
Baca Juga: Danareksa Targetkan Laba Bersih Tembus Rp 1,3 Triliun Tahun Ini
Sub klaster ketiga adalah dari media dan teknologi yang didalamnya terdapat lima entitas juga yaitu: PT Balai Pustaka, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Jalin Pembayaran Nusantara, Perum Produksi Film Negara (PFN) dan LKBN Antara.
Sub klaster keempat adalah pengelolaan SDA (Sumber Daya Air) yang terdiri dari dua entitas yaitu dari Perum Jasa Tirta 1 dan Perum Tirta Jasa 2.
Dan sub kluster yang terakhir adalah dari konstruksi dan konsultan karya yang memiliki empat entitas yaitu: PT Virama Karya (Persero), PT Yodya Karya (Persero), PT Indra Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News