kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Danayasa mengkaji ulang proyek Signature Tower


Jumat, 22 Juni 2018 / 12:29 WIB
Danayasa mengkaji ulang proyek Signature Tower
ILUSTRASI. Suasana Jakarta


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD) masih menggeber proyek prestisius bertajuk Signature Tower. Lewat anak usaha PT Grahamas Adisentosa, pengembang Kawasan Kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) ini tengah mengurus perizinan dan pembiayaan untuk menggarap proyek gedung tertinggi di Indonesia.

Tony Soesanto, Direktur PT Grahamas Adisentosa mengatakan, saat ini, proses perizinan masih terus berjalan sekaligus mengkaji ulang skema pendanaannya. Tahap konstruksi Signature Tower membutuhkan investasi sekitar US$ 1,7 miliar.  ""Itu untuk bangunan. Tapi  kami mau mengevaluasi lagi terkait posisi financing," ujarnya, Kamis (21/6).

Sedianya, Grahamas berencana memulai tahap konstruksi pada tahun ini. Namun perlu pengkajian ulang terkait soal pendanaannya.

Kini, tidak hanya sindikasi perbankan, perusahaan ini juga membuka opsi aksi korporasi di pasar modal maupun skema lainnya. "Perizinan kami jalan terus. Cuma masalah financing kami sedang kaji ulang karena kondisi ekonomi baru-baru ini banyak perubahan jadi kami belum bisa pastikan. Tetapi untuk desain dan perizinan masih jalan," aku Tony.

Apabila semuanya berjalan mulus maka proyek setinggi 638 meter dengan 111 lantai itu akan rampung dalam lima sampai enam tahun. Bangunan itu  akan menjadi ikon baru gedung pencakar langit di Indonesia.

Selain menuntaskan masalah perizinan dan pembiayaan, SCBD tengah mengincar mitra strategis untuk mengelola proyek yang dirancang oleh Smallwood, Reynolds, Stewart, Stewart and Associates Inc.

Kelak, Signature Tower bakal memiliki ruang perkantoran, hotel dan pusat perbelanjaan. Sebelumnya, perusahaan ini sudah menandatangani perjanjian kerjasama dengan MGM Hospitality di Las Vegas pada tahun 2012 lalu.

Namun Grahamas Adisentosa masih mencari mitra strategis lainnya. "Masih dengan beberapa (pihak) lainnya. Kami juga masih terus berdiskusi dengan pihak MGM karena belum final," ungkap Tony.

Ia juga menjelaskan, keputusan mengkaji ulang mengenai Signature Tower  agar proyek tersebut lebih feasible secara bisnis. Maklum, nilai investasi untuk pembiayaan proyek ini terbilang cukup besar.

Di luar proyek Signature Tower, Danayasa tengah mencari cadangan lahan alias  landbank untuk pengembangan central business district baru. Manajemen tengah mengincar lahan baru untuk dikembangkan menjadi kawasan perkantoran.

Agung R Prabowo, Direktur PT Danayasa Arthatama Tbk menyampaikan, pihaknya tengah mencari lahan di Jabodetabek yang potensial untuk dikembangkan. "Luasnya kurang lebih sama dengan SCBD, yakni  sekitar 45 hektare," ujarnya.

Sayang, Agung tidak menyebut nilai investasi untuk pembelian lahan tersebut. Tahun ini Danayasa Arthatama belum memasukkan dana investasi akuisisi lahan baru ke  belanja modal. Pada tahun 2018, alokasi dana belanja modal perusahaan ini sebesar Rp 100 miliar hingga Rp 160 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×