Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. PT Angkasa Pura I (Persero) akan mencari pendanaan dari pasar modal. Setelah mendapatkan dana Rp 4 triliun dari perbankan, AP I akan menerbitkan obligasi Rp 2,5 triliun obligasi dan Rp 500 miliar sukuk.
"Rencananya kami butuh Rp 7 triliun untuk mendukung lima bandara," terang Israwadi, Corporate Communications PT Angkasa Pura I kepada KONTAN (2/9).
Pendanaan eksternal diperlukan oleh AP I untuk pembangunan dan pengembangan lima bandara, yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Baru Kulon Progo Yogyakarta, Terminal 3 Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. "Ditargetkan Bandara di Semarang dan Kulon Progo Jogjakarta selesai 2018," kata Israwadi.
Untuk periode penerbitan obligasi dan sukuk, ditargetkan paling lambat akhir tahun.
Sebelumnya AP I mendapatkan dukungan pendanaan berupa pinjaman sindikasi dari tiga bank konvensional dan dua lembaga keuangan bukan bank, senilai Rp 4 triliun. Kreditur sindikasi tersebut yakni PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI).
Kebutuhan ini menurutnya sudah mendesak karena ratra- trafik AP 1 sudah 17% sedangkan nasional 12%. Menurutnya paling tinggi trafik dari AP I masih dari Surabaya.
Namun dari segi pendapatan bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali masih paling tinggi pendapatan karena banyak turis internasional. Saat ini menurutnya omzet tahunan AP I sudah Rp 5- 10 triliun per tahun.
Menurut Israwadi poin penting dari pembangunan bandara tersebut bukanlah omzet namun layanan. Namun tentunya AP I punya target profitabiltas agar tetap dapat bertahan di industri ini. "Target Direktur Keuangan mau tembus omzet Rp 9 triliun di 2019 bila semua sudah jadi," kata Israwadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News