kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Dari migas hingga logam tanah jarang, Badan Geologi terus eksplorasi SDA Indonesia


Sabtu, 27 Februari 2021 / 18:30 WIB
Dari migas hingga logam tanah jarang, Badan Geologi terus eksplorasi SDA Indonesia


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan komitmennya untuk melaksanakan tugas dalam inventarisasi dan eksplorasi potensi Sumber Daya Alam (SDA). 

SDA yang telah dan sedang diinventarisir dan dieksplorasi oleh Badan Geologi diantaranya minyak dan gas bumi (migas), mineral dan batubara (minerba), panas bumi, hingga logam tanah jarang (rare earth element/REE). 

Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono menyampaikan, inventarisasi dan eksplorasi sumber daya yang tidak terbarukan berada di Pusat Survei Geologi (PSG), yang melakukan survei-survei terkait dengan potensi migas yang ada di Indonesia. 

Baca Juga: Gagas Energi, kenalkan sistem ganti tabung compressed natural gas (CNG)

"Survei dilakukan di area terbuka yang belum ada Wilayah Kerja (WK). Hasil survei ini berupa rekomendasi nanti kami sampaikan kepada Direktorat Jenderal Migas untuk ditawarkan sebagai WK kepada para investor," kata Eko dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/2).

Tak hanya migas, Badan Geologi juga melakukan eksplorasi terhadap potensi batubara, yang nantinya akan dilakukan karakterisasi jenis batubara sehingga pemanfaatan batubara bisa beragam. Hal itu juga sejalan dengan upaya pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan. 

Begitupun dengan potensi mineral yang ada di dalam bumi Indonesia. Rekomendasi terkait potensi minerba akan disampaikan ke Ditjen Minerba. Yang terbaru, Badan Geologi juga melakukan eksplorasi Geologi, Geofisikia, dan Geokimia (3G) terhadap potensi panas bumi. 

Sebagaimana diketahui, potensi panas bumi Indonesia adalah yang terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. "Untuk panas bumi, kami melakukan survei 3G, yang hasilnya adalah berupa WK. Tahun ini kami juga akan melakukan pemboran slimhole. Diharapkan data yang kami hasilkan selama ini lebih baik dan lebih akurat, sehingga menarik para investor masuk mengusahakan energi dari panas bumi," tutur Eko.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Agung Pribadi mengungkapkan besarnya potensi Logam Tanah Jarang atau Rare Earth Element (REE) di Indonesia. Selain itu, negara kita juga memiliki potensi nikel yang besar.

Baca Juga: Kejar rasio elektrifikasi nasional, ESDM andalkan smart grid di wilayah 3T

"REE ini bisa kita manfaatkan sebagai sumber EBT. Kita juga punya nikel yang banyak, juga bisa kita manfaatkan untuk menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik. Ini adalah energi kita ke depan dan Indonesia bisa memainkan rule yang sangat penting dalam menyediakan energi baterai listrik, sehingga kita bisa lebih memanfaatkan energi yang lebih ramah lingkungan," tutur Agung.

Tugas Badan Geologi, lanjutnya, adalah menginventarisasi berapa banyak REE yang dimiliki Indonesia. Sebagai catatan, REE memang belum dimanfaatkan sebagai sumber energi di Indonesia.

"Tugasnya Badan Geologi bagaimana menginventarisasi sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan dan mendukung pemanfaatan EBT yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, batubara nanti kita manfaatkan untuk energi yang lain atau diolah menjadi energi bentuk lain seperti DME," sambung Agung.

Ke depan, Pemerintah ingin memanfaatkan EBT yang ramah lingkungan yang harganya kini makin bersaing dengan bahan bakar fosil, yang diharapkan EBT bisa lebih murah lagi sejalan dengan berkembangnya teknologi.

"Regulasinya juga memihak kepada EBT sehingga bisa dikembangkan pemanfaatannya. Semoga rencana kita (bauran energi dari EBT) 23% di 2025 ini bisa terkejar," tutup Agung. 

Selanjutnya: Kementerian ESDM paparkan peran EBT dalam suistainable city di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×