kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Darmi Bersaudara (KAYU) Dukung Green Economy untuk Pembangunan Berkelanjutan


Selasa, 28 Juni 2022 / 09:56 WIB
Darmi Bersaudara (KAYU) Dukung Green Economy untuk Pembangunan Berkelanjutan


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Isu keberlanjutan menjadi tantangan bagi perusahaan untuk menjawab solusi lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. Perusahaan yang mampu menjaga lingkungan dan mengedepankan sustainability tentunya akan mendapat respon positif dari berbagai pihak.

Salah satu perusahaan yang peka dengan isu tersebut adalah PT Darmi Bersaudara Tbk (Darbe Wood). Corporate Secretary Darbe Wood Gazali Hasan menyampaikan, Darbe Wood sadar bergerak pada sektor yang cukup esensial dan penting bagi lingkungan. Namun, banyak yang tidak menyadari Darbe Wood telah menjalankan program corporate social responsibility (CSR) kepada masyarakat dan hutan.

Ia menjelaskan dua program CSR yang dimiliki Darbe Wood yaitu pengembalian manfaat tanah kepada masyarakat dan penanaman pohon jati. Dengan mengembalikan manfaat tanah, masyarakat dapat mengolah ulang lahan untuk menghasilkan produk pertanian yang lebih produktif. Pengembalian manfaat ini juga harus disesuaikan dengan kondisi tanah. Tidak semua tanah cocok untuk segala pohon, sehingga harus dicek kandungan tanahnya.

Di sisi sosial, pengembalian ini juga menjadi bentuk living example industri kayu bagi masyarakat, sehingga masyarakat harus mendapat manfaat dari kegiatan produksi yang dilakukan oleh Darbe Wood.

“Kalau kopi robusta ditanam di Lombok dan Aceh, tetap sama-sama robusta. Tapi beda tingkat keasamannya. Maka dari itu, kami tidak memaksakan. Kami juga melihat kebutuhan dan cocoknya yang seperti itu,” kata Gazali Hasan.

Dengan ramainya Presidensi G20 di Indonesia, ia mengaku setuju dengan konsep Green Economy yang mulai dibahas pada forum-forum diskusi ekonomi. Konsep ini dapat menjadi solusi perubahan iklim dengan mengedepankan faktor lingkungan sebagai dasar pembangunan.

Tetapi, lanjut Gazali, industri kayu sudah mempraktikan konsep tersebut sebelum disosialisasikan pemerintah beberapa tahun terakhir. Dari sisi lingkungan, konsep Green Economy telah menjadi pondasi industri kayu untuk peduli terhadap lingkungan masyarakat.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Utama Darbe Wood Nanang Sumartono. Nanang menjelaskan, perusahaannya telah berkomitmen untuk melestarikan alam dan keterlibatan masyarakat. Komitmen tersebut menjadi manifestasi bagi perusahaan berkode emiten KAYU itu untuk konsisten menjaga lingkungan.

“Jadi kami (Darbe Wood) memikirkan untuk kelangsungan. Kalau hanya potong, potong, potong, janji, janji, dan janji terus mau ditanam. Terus buat dana reboisasi. Tapi tidak pernah memperhatikan janji untuk reboisasi,” ujar Nanang Sumartono.

Selain Green Economy, ia menjelaskan perusahaannya mengedepankan sharing economy pada setiap lini bisnis, bahkan menjadi urat nadi dalam segala bentuk aktivitas Darbe Wood. Sharing economy berguna untuk menyebarkan setiap sumber pendapatan kepada masyarakat dan berbagi pengalaman dan ilmu industri kayu kepada semua pihak.

Ia mengibaratkan perusahaannya bekerja seperti sapu yang selalu berkolaborasi dengan siapapun dalam setiap program berkelanjutan. Berbeda dengan lidi yang selalu bekerja sendiri yang mudah patah semangat tanpa ada dukungan dari lidi-lidi lain.

“Ini tuh ibarat lidi, kalau sendiri dia mudah patah. Kalau sapu lidi, dia ramai-ramai. Jadi susah dipatahin sekuat apapun,” pungkas Nanang Martono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×