Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) tampak berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya pada 2025. Hal ini seiring sentimen pelemahan daya beli masyarakat yang mempengaruhi permintaan terhadap bahan-bahan bangunan.
Sebagaimana diketahui, pada kuartal I-2025, penjualan CSAP mengalami penurunan 3,3% year on year (yoy) menjadi Rp 4,13 triliun. Adapun laba bersih CSAP merosot 92,08% yoy menjadi Rp 4,26 miliar.
Direktur CSAP Surjati Tanril mengatakan, penurunan kinerja keuangan CSAP cukup dipengaruhi oleh perlambatan permintaan bahan bangunan yang terjadi pada awal tahun ini.
Sebagian toko tradisional yang jadi pelanggan CSAP juga ada yang melakukan antisipasi atas rencana kenaikan PPN menjadi 12% dengan membeli stok bahan bangunan sejak akhir 2024, meski kebijakan tersebut akhirnya batal.
"Adanya momen Lebaran juga berdampak bagi kami, karena aktivitas renovasi atau pembangunan rumah biasanya sudah berhenti dua pekan sebelum Lebaran," ujar dia dalam paparan publik, Senin (23/6).
Baca Juga: Catur Sentosa Adiprana (CSAP) Bagikan Dividen Tunai Rp 36,94 Miliar
Surjati juga mengklaim, penjualan dan laba bersih CSAP pada kuartal II-2025 diyakini bakal lebih baik dibandingkan kuartal pertama lalu.
"Penjualan kami sudah pulih pada April dan Mei," sambungnya.
Manajemen CSAP berharap dapat mencetak nilai penjualan sebesar Rp 19 triliun pada 2025 atau tumbuh sekitar 10% dibandingkan tahun sebelumnya. CSAP berusaha untuk mengkonsolidasikan bisnisnya sekaligus melakukan efisiensi di beberapa lini bisnis agar target tersebut bisa terpenuhi.
CSAP juga tidak akan agresif dalam melakukan ekspansi penambahan gerai baru. Pada 2024 lalu, CSAP membuka 8 gerai baru toko ritel bangun bangunan Mitra 10 di berbagai daerah seperti Jambi, Sawangan, Jababeka, Samarinda, Purwokerto, Kendari, Madiun, dan Garut.
Kendati tidak disebut secara rinci, CSAP tidak akan membuka gerai Mitra 10 baru sebanyak tahun lalu dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat. Apalagi, banyak masyarakat yang lebih memprioritaskan kebutuhan pokok dan menunda renovasi rumah dan pembelian bahan bangunan.
Sejauh ini, CSAP baru menambah satu gerai Mitra 10 baru yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Saat ini CSAP telah mengoperasikan 57 gerai Mitra 10 di seluruh Indonesia yang mana mayoritas merupakan bangunan dengan status sewa.
"Kami tetap punya misi untuk membuka hingga 100 gerai pada masa mendatang," imbuh Surjati.
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, prospek kinerja CSAP pada sisa tahun ini akan sangat bergantung pada pemulihan daya beli masyarakat. Selama hal itu belum terjadi, maka CSAP harus memperkuat strategi efisiensi.
Dia juga menilai, langkah CSAP yang tetap aktif menambah gerai baru meski tidak sebanyak tahun sebelumnya patut diapresiasi. Ekspansi ini tetap relevan kendati tren transaksi jual-beli bahan bangunan secara online juga mulai marak. CSAP akan memperoleh manfaat besar jika mampu berekspansi di kota-kota sekunder.
"Lebih bagus lagi jika bisa diintegrasikan antara gerai offline dan layanan online atau omnichannel," kata Wafi, Senin (23/6).
Dia pun merekomendasikan trading buy saham CSAP dengan target harga Rp 300 per saham.
Selanjutnya: Muhaimin Iskandar Ingin Garis Kemiskinan Diubah
Menarik Dibaca: 5 Zodiak Paling Manipulatif yang Pandai Memengaruhi Orang Lain, Siapa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
