Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) menyebutkan akan terus fokus dan agresif meningkatkan skala dan profitabilitas dari bisnis yang dijalaninya.
Hendra Purnama Direktur Investasi Mitratel mengatakan pihaknya akan menjalankan strategi organik maupun inorganik. Hal ini didukung pula oleh layanan fiber optik, edge computing solution dan power.
"Hal ini sebagai langkah Mitratel untuk tetap menjadi tower company terdepan dalam mendukung layanan 5G yang akan diimplementasikan secara masif dan merata oleh para operator," ujarnya kepada Kontan, belum lama ini.
Baca Juga: Ini Tujuan Mitratel (MTEL) Akuisisi Fiber Optik Sepanjang 6.012 Kilometer
Lebih lanjut Hendra mengatakan saat ini Mitratel telah memiliki lebih dari 35.000 menara. Kepemilikan ini membuat Mitratel menjadi perusahaan pemilik tower terbesar di Asia Tenggara.
Seiring bertambahnya jumlah menara, Perseroan juga berhasil meningkatkan jumlah tenant atau pengguna lebih dari 52.000 tenant. Jumlah ini naik 22,1% dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, pencapaian tenancy ratio tower Perseroan mencapai 1,47x di tahun 2022.
Mengenai besaran capex, MTEL enggan menyebutkan besarannya. Namun demikian, alokasi capex tahun ini akan digunakan untuk pembiayaan infrastruktur menara dan investasi teknologi dalam peningkatan digitalisasi.
Senada, mengenai target pertumbuhan laba dan pendapatan, MTEL tidak menyebutkan angka yang dibidik. Pihaknya menyiapkan beberapa langkah pengembangan bisnis yang komprehensif untuk tetap tumbuh solid di tahun 2023.
"Pertumbuhan teknologi yang sangat cepat, pengembangan ke area infrastruktur digital akan menjadi kunci untuk keberlangsungan usaha Perseroan di masa depan serta pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi," sambungnya.
Langkah yang ditempuh antara lain, Perseroan fokus mengembangkan ekosistem menara telekomunikasi yang terintegrasi mulai dari bisnis
pembangunan tower, layanan fiber optic, power-as-a-service, internet of thing, serta edge computing untuk mendukung layanan 5G.
Hendro menambahkan, keunggulan Perseroan terletak pada portofolio menara Perseroan yang 58% di antaranya berada di luar pulau Jawa, sehingga dapat menawarkan solusi terlengkap dan terintegrasi yang memudahkan penyedia layanan
komunikasi dalam mengembangkan jangkauan jaringannya.
"Berdasarkan seluruh keunggulan yang telah disebutkan di atas, hal ini menandakan bahwa Mitratel merupakan perusahaan tower provider terbesar di Indonesia yang siap dalam menyongsong era jaringan 5G di Indonesia," ujarnya.
Sebagai informasi, Mitratel membukukan kenaikan pendapatan 11,5% secara tahunan menjadi Rp 5,6 triliun pada periode Januari-September 2022. Pada periode sama tahun 2021, realisasi pendapatan MTEL adalah sebesar Rp 5,02 triliun.
Pertumbuhan pendapatan itu mendongkrak laba bersih perusahaan sehingga meningkat 18,1% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 1,22 triliun dari Rp 1,03 triliun. Begitu juga dengan EBITDA yang naik sebesar 15,7% menjadi Rp 4,4 triliun.
Kontributor utama dari peningkatan laba ini adalah margin EBITDA dari portofolio penyewaan menara yang meningkat 85,1% dan margin laba bersihnya naik 23,4%. Adapun pendapatan dari sewa menara di periode Januari-September 2022 melesat 12,9% menjadi Rp 5,07 triliun.
Seiring positifnya kinerja pendapatan dan laba perusahaan, aset MTEL tercatat meningkat 37% year to date (YtD) menjadi Rp 54,9 triliun dan ekuitas melesat 124% YtD menjadi Rp 33,2 triliun. Adapun liabilitas MTEL per September 2022 berhasil turun 14,1% YtD menjadi Rp 21,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News