kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Demi efisiensi, Garuda Indonesia merumahkan sementara 800 karyawan kontrak


Minggu, 17 Mei 2020 / 20:06 WIB
 Demi efisiensi, Garuda Indonesia merumahkan sementara 800 karyawan kontrak
ILUSTRASI. Proses unloading bahan baku 50 kg Oseltamivir dari India. Indofarma (INAF) carter pesawat Garuda jemput bahan baku obat penyembuh Covid.


Reporter: Amalia Fitri, Selvi Mayasari | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) merumahkan sementara sekitar 800 karyawan dengan status tenaga kerja kontrak atau perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) selama tiga bulan terhitung sejak tanggal 14 Mei 2020 lalu. Kebijakan perumahan karyawan dengan berstatus PKWT, merupakan upaya lanjutan maskapai penerbangan pelat merah itu untuk memastikan keberlangsungan perusahaan di tengah dampak pandemi Covid-19.

Garuda Indonesia memastikan, kebijakan itu telah melalui kesepakatan dan diskusi antara karyawan dengan perusahaan. "Dilakukan dengan pertimbangan yang matang dengan memperhatikan kepentingan karyawan maupun perusahaan dan dilakukan dalam rangka menghindari dilakukannya pemutusan hubungan kerja (PHK),” kata Irfan Setiaputra, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dalam siaran resmi, Minggu (17/5).

Selain itu, Garuda Indonesia juga berjanji kebijakan yang diambil bersifat sementara. Perusahaan tersebut akan terus mengkaji dan mengevaluasi kebijakan secara berkala sejalan dengan kondisi perusahaan ke depan. Selama periode perumahan, karyawan PKWT tetap mendapatkan hak kepegawaian berupa asuransi kesehatan maupun tunjangan hari raya yang sebelumnya telah dibayarkan.

Sebelumnya Garuda Indonesia telah melaksanakan sejumlah upaya strategis untuk memastikan keberlangsungan bisnis. Misalkan saja mereka melakukan negosiasi sewa pesawat, restrukturisasi jaringan dan efisiensi biaya produksi. Garuda Indonesia juga menyesuaikan gaji jajaran komisaris, direksi hingga staf secara proporsional. Para direksi dan komisaris tidak mendapatkan tunjangan hari raya (THR).      

Sepanjang tahun lalu, pendapatan usaha Garuda Indonesia masih tumbuh 5,54% year on year (yoy) menjadi US$ 4,57 miliar. Sebanyak US$ 3,77 miliar adalah pendapatan penerbangan berjadwal. Sisanya pendapatan penerbangan tidak berjadwal dan lain-lain.

Garuda Indonesia juga tercatat untung dengan mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 6,98 juta. Sementara pada 2018 mereka rugi sebesar US$ 231,16 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×