kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Depperin: 2012, Produksi Massal Mobil Murah Bisa Berjalan


Kamis, 14 Mei 2009 / 10:49 WIB
Depperin: 2012, Produksi Massal Mobil Murah Bisa Berjalan


Reporter: Nurmayanti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Obsesi pemerintah memproduksi mobil murah kembali menggebu. Departemen Perindustrian (Depperin) bahkan pasang target optimis, bahwa pada 2012 produksi massal mobil murah mulai berjalan. “Skema nya sedang kita godok. Targetnya, tiga tahun lagi sudah bisa direalisasi,” kata Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Depperin, Budi Darmadi (13/5).

Rencana ini, klaim Budi, sudah didukung sejumlah pabrik mobil yang eksis di Indonesia. "Mereka sudah jalan. Fokus kita adalah menyusun skema insentifnya,” kata nya.

Produsen yang tengah mengembangkan mobil murah tersebut antara lain Daihatsu, Toyota, dan Suzuki. Tapi, kata Budi, ketiga produsen itu masih sebatas pengembangan model atau prototype.

Soal insentif yang dijanjikan pemerintah, Budi tak bersedia merinci. Ia hanya bilang, insentif itu lebih menarik ketimbang di Thailand. “Kalau di sana produsen harus bikin 100.000 unit per tahun dulu baru bisa peroleh insentif, kita tidak seperti itu,” kata Budi.

Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan, produsen yang potensial menggarap mobil nasional ini memang harus perusahaan besar. “Selain memiliki fasilitas yang memadai, mereka juga siap dengan dana. Rencana ini memerlukan dana yang besar dan itu investasi yang tidak kembali,” ujar Fahmi.

Produsen sebenarnya senang dengan ide tersebut, tapi meminta pemerintah harus punya konsep yang matang. "Harus menjadi keputusan bersama. Sebab, terkadang Depperin sudah oke tapi tidak di Depkeu,” kata Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Johnny Darmawan.

Menurut Johnny, asalkan pemerintah konsisten dengan rencana pengembangan mobil murah tersebut, produsen pasti mendukung. "Pemerintah tak hanya melempar wacana juga mempersiapkannya secara matang,” katanya.

Jhonny mencontohkan Thailand. Pemerintahnya langsung melansir kebijakan ketika kali pertama memancangkan target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×