kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Desa Panglipuran, alternatif destinasi wisata Bali


Minggu, 16 Desember 2012 / 08:11 WIB
Desa Panglipuran, alternatif destinasi wisata Bali
ILUSTRASI. Song Hye Kyo di Now We Are Breaking Up, salah satu drama Korea terbaru SBS tahun 2021.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati |

BALI. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparenkraf) dan Kabupaten Bangli menggarap sebuah desa wisata sebagai alternatif wisata di Pulau Dewata. Desa wisata tersebut bernama Desa Wisata Penglipuran yang berlokasi di Kabupaten Bangli, Bali.

"Saya membanggakan 1.003 warga Penglipuran yang telah berkomitmen untuk mengembangkan desanya, yang sebenarnya bukan untuk tujuan pariwisata, melainkan untuk kelestarian budaya adat istiadat," kata Firmansyah Rahim, Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam peresmian Desa Wisata Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, Sabtu (15/12).

Sejak tahun 1993, Panglipuran sebenarnya sudah mulai berkembang menjadi desa wisata. Kala itu, pembaharuan yang dilakukan para pendahulu terhadap desa seluas 112 hektare tersebut menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

"Rata-rata per hari wisatawan yang berkunjung ke desa ini pada tahun 2012 berjumlah 100 orang, di mana 70%-nya adalah wisatawan asing," terang I Wayan Supat, Pimpinan Desa Adat Penglipuran.

Panglipuran berkonsep desa wisata yang berbasiskan masyarakat. Karena itu, ia menawarkan atraksi-atraksi budaya masyarakat setempat, pemandangan alam, serta arsitektur bangunan rumah yang menarik. Selain itu, kerajinan-kerajinan  Penglipuran yang terbuat dari bambu seperti tempat sesajen ataupun keranjang menjadi cinderamata menarik khas Desa Wisata ini.

Desa Penglipuran memiliki konsep tata ruang tri (tiga) mandala. Pertama, bagian utama mandala yang berupa ruang suci sebagai tempat pemujaan terhadap Tuhan. Kedua, madya mandala yang merupakan ruang pemukiman warga desa adat seluas kurang lebih sembilan hektar. Ketiga, nista mandala yaitu tempat pemakaman warga desa Penglipuran.

Desa dengan 234 keluarga ini telah menyiapkan kurang lebih sepuluh rumah yang nantinya akan disewakan kepada para wisatawan. Harga sewa per malam untuk rumah-rumah tersebut sekitar Rp 500.000.

Peresmian Penglipuran sebagai desa wisata sebagai bagian dari kerja sama Kemenparekraf dengan kabubaten Bangli. Keduanya menargetkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bangli mencapai 1,5 juta orang di tahun 2014 .

Desa Penglipuran sendiri sudah mendapatkan program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dari pemerintah sebanyak dua kali, yakni tahun 2011 sebesar Rp 80 juta dan tahun 2012 sebesar Rp 100 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×