kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,21   9,82   1.09%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dewa Kipas mengipasi sekolah dan bisnis catur


Kamis, 25 Maret 2021 / 20:21 WIB
Dewa Kipas mengipasi sekolah dan bisnis catur
ILUSTRASI. Suasana laga catur persahabatan antara WGM Irene Sukandar vs Dewa Kipas Dadang Subur, Senin (22/3/2021) Dok. Tangkapan Layar YouTube Deddy Corbuzier)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena Dadang Subur alias "Dewa Kipas" berhembus kencang hingga menarik perhatian publik terhadap olahraga asah otak, catur. Diiringi dengan peminat sekolah catur yang kian meningkat, bisnis penjualan alat catur pun semakin subur.

Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) memotret femonena tersebut. General Manager SCUA Lisa Lumongdong mengungkapkan, pada bulan Maret ini minat pendaftar baru SCUA meningkat pesat, hingga mencapai 46 orang.

Padahal sebelumnya, penambahan peserta baru SCUA per bulan di bawah 30 orang. Diakui Lisa, terlepas dari polemik yang ada, fenomena Dewa Kipas ikut mendongkrak antusiasme masyarakat untuk menggeluti catur.

"Sekarang ada 39 orang yang sudah daftar. Masih ditambah 7 orang yang sudah masuk test penempatan. Jadi 46, ini belum selesai Maret. Mungkin nanti bisa sampai 50 orang (pendaftar baru)," kata Lisa saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (25/3).

Baca Juga: The Queen's Gambit dan Dewa Kipas mengangkat pamor catur

Lisa yang juga menyandang Woman International Master (WIM) itu menyebutkan, pandemi covid-19 memaksa SCUA untuk menggelar kelas online. Awalnya, kelas online SCUA hanya membuka dua kategori, yakni Intermediate dan Advance.

Kelas online yang baru dimulai sejak akhir Maret 2020 lalu itu mulanya hanya diikuti 15 orang peserta. Tapi setiap bulan, antusiasme pendaftar terus perdatangan.

Kategori pendaftar yang berbeda membuat SCUA harus menambah kelas. Bermula dari hanya kelas intermediate dan advance, kini SCUA memiliki hingga 10 kategori kelas online.

Mulai dari pre-basic, basic, pre-intermediate, intermediate, advance, candidat master, master, dewasa, serta kelas semi privat dan privat.

Menurut Lisa, adanya serial The Queen's Gambit yang tayang di layanan streaming Netflix memang menggairahkan minat masyarakat terhadap catur. Pendaftar di SCUA meningkat, meski tidak terlalu pesat.

Untuk mengenalkan kelas catur online, SCUA pun rajin menggelar promosi, misalnya dengan mengadakan SCUA Open House hingga turnamen terbuka. "Maret tahun lalu (pendaftar) naiknya landai. Sekitar bulan Oktober karena ada kegiatan setiap bulan, mulai meningkat," ungkap Lisa.

Baca Juga: Setelah kalahkan Dewa Kipas, GM Irene: Nilai hadiah Rp 200 juta setara emas SEA Games

Fenomena Dewa Kipas mengangkat pamor catur. Perhatian publik tersedot bermula dari polemik di platform catur online Chess.com. Dadang Subur alias "Dewa Kipas" mengalahkan pecatur internasional Levy Rozman alias "GothamChess".

Dituduh curang, akun Dewa Kipas pun diblokir oleh Chess.com. Fenomena Dewa Kipas semakin berhembus kencang pasca pesohor kenamaan Deddy Corbuzier memfasilitasinya di kanal YouTube yang memiliki lebih dari 13 juta subsciber.

Polemik itu pun lantas menarik perhatian Women Grand Master (WGM) Irene Kharisma Sukandar. WGM Irene mengirimkan surat terbuka yang pada pokoknya ingin polemik tersebut tidak menodai percaturan profesional Indonesia.

Deddy Corbuzier tak tinggal diam. Master mentalist itu pun mempertemukan Dewa Kipas dan WGM Irene untuk dwitarung yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Deddy. Gayung bersambut, duel itu digelar Senin (22/3).

Siapa menyangka, dwitarung yang disiarkan langsung pada pukul 15:00 WIB menarik minat publik Indonesia, bahkan dunia. Penonton live streaming pun menyentuh angka 1,25 juta. Hingga tulisan ini dibuat, penonton Dewa Kipas vs WGM Irene Sukandar sudah mencapai 9,4 juta dan masih menduduki trending #1.

"Terlepas dari polemiknya, (fenomena Dewa Kipas) membuat catur terangkat dan diperbicangkan. Publikasi meningkat, antusiasme masyarakat juga," kata Lisa.

Tak hanya membuat catur semakin populer, roda bisnis dari pertandingan itu pun bergulir kencang. Dengan total hadiah Rp 300 juta, Irene yang menekuk Dewa Kipas di tiga partai tanpa balas itu menggondol uang Rp 200 juta.

Diakui Irene, hadiah itu setara dengan hadiah medali emas di level SEA Games. Tak pulang dengan tangan kosong, Dewa Kipas pun tetap meraup uang Rp 100 juta meski kalah 3-0 dari Irene.

Tak hanya bagi sekolah catur, dampak fenomena Dewa Kipas itu juga terasa ke dunia usaha. Hal itu terpotret oleh Tokopedia, yang juga menjadi sponsor utama perhelatan Dewa Kipas vs Irene.

External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya menegaskan, pihaknya mencatat antusiasme yang tinggi dari masyarakat terhadap pertandingan tersebut. Sebagai gambaran, jumlah transaksi peralatan catur di Tokopedia melonjak hampir 4,5 kali lipat selama dan setelah pertandingan Dewa Kipas vs Irene berlangsung, dibandingkan transaksi rata-rata sebelum pertandingan itu.

Lonjakan transaksi catur tersebut juga didorong oleh beberapa faktor. Salah satunya promo cashback hingga Rp 300.000 dan bebas ongkir. Dengan begitu, Ekhel bilang pembelian peralatan catur menjadi lebih efisien.

Bukan tak mungkin, Tokopedia bakal kembali menjadi sponsor perhelatan catur serupa di kemudian hari. "Ke depannya, Tokopedia akan berupaya #SelaluAdaSelaluBisa mempermudah masyarakat, termasuk dalam menyalurkan hobi dan kreativitas melalui platform digital," kata Ekhel kepada Kontan.co.id, Rabu (24/3).

Dengan adanya dukungan dari Tokopedia, Ekhel berharap, ajang olahraga di Indonesia bisa terangkat menjadi lebih baik dalam mewadahi talenta-talenta yang ada. "Mengingat potensi talenta Indonesia masih sangat besar. Baik pemain maupun tim, Indonesia sudah banyak berprestasi di level Internasional," imbuh Ekhel.

Terlepas dari segala hingar bingar fenomena Dewa Kipas, WIM Lisa Lumongdong tetap mengingatkan bahwa profesionalitas pecatur tetap harus dibangun. Begitu juga sportifitas yang menjadi nyawa olahraga.

Dalam setiap olahraga, termasuk catur, selalu ada kompetisi antar peserta dan wasit sebagai hakim pertandingan. Jika ada keputusan wasit yang tidak disetujui peserta, maka jalur yang ditempuh harus sesuai rule of the game yang telah disepakati.

"Jadi dari fenomena ini tetap harus ada hal yang menjadi pembelajaran. Sebisa mungkin itu bisa menjadi pengalaman dan pembelajaran bagi para generasi muda," imbuh Lisa.

Selanjutnya: Disaksikan 1 juta penonton, GM Irene Sukandar menyisir Dewa Kipas dengan skor 3:0

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×