kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.206   64,80   0,91%
  • KOMPAS100 1.107   11,94   1,09%
  • LQ45 879   12,35   1,43%
  • ISSI 221   0,71   0,32%
  • IDX30 449   6,58   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,75   1,08%
  • IDX80 127   1,49   1,19%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Dewan Teh menargetkan konsumsi teh Indonesia 500 gram per orang


Minggu, 30 September 2018 / 17:29 WIB
Dewan Teh menargetkan konsumsi teh Indonesia 500 gram per orang
ILUSTRASI. PERKEBUNAN TEH GOALPARA PTPN VIII


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi teh masyarakat Indonesia hanya mencapai 350 gram per kapita per tahun. Direktur Eksekutif Dewan Teh Indonesia (DTI) Suharyo Husen berharap dapat meningkatkan angka tersebut hingga 500 gram per kapita per tahun, atau naik 42,86% dari saat ini.

Untuk mencapai dan mempertahankan tujuan tersebut, maka diperlukan peningkatan dalam beberapa sektor. "Bila konsumsi mencapai angka tersebut, maka produksi teh dalam negeri bisa habis sepenuhnya untuk kebutuhan nasional, maka agar jangan sampai tidak ekspor, harus ada perluasan lahan atau peningkatan produktivitas," kata Suharyo kepada Kontan.co.id, Kamis (27/9).

Menurut Suharyo, pemerintah sebelumnya telah memulai Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional sejak tahun 2014 yang memastikan ketersediaan dan produksi pada lahan teh yang hanya seluas 117.000 hektare (ha). Padahal pada waktu silam, luas lahan pernah mencapai 140.000 ha.

Tapi penurunan jumlah lahan tersebut untungnya dibarengi dengan peningkatan produktivitas. Sebelum program tersebut berjalan Suharto mencatat, produktivitas sebesar 1 ton per ha, kini realisasi panen sebesar 1,5 ton-2 ton per ha.

Adapun teh menjadi komoditas yang penting karena industri minuman Indonesia membutuhkan jumlah yang besar, tak hanya untuk kebutuhan dalam negeri tapi juga untuk luar negeri. Suharyo menyatakan, secara umum tahun ini produksi diperkirakan akan mencapai 140.000 ton. Sebanyak 40% bakal diperuntukan industri dalam negeri, sedangkan sisanya untuk ekspor.

Oleh karena itu, mengingat komoditas ini bakal selalu memiliki pembeli dalam jumlah besar, Suharyo berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih pada teh. Apalagi kini petani teh tengah berhadapan dengan ancaman kekeringan berkat musim panas yang panjang pada periode tahun ini.

Untuk saat ini, Suharyo menyampaikan pihaknya telah bekerjasama dengan sebuah lembaga asing yang berniat melakukan studi dan penelitian mengenai dampat iklim terhadap tanaman teh dan lainnya. Melalui kerjasama tersebut, sejumlah ide seperti butuhnya saluran irigasi, investasi pada bibik dan pengenalan dengan pasar internastional dapat dilakukan. Langkah-langkah investasi yang baik seperti ini, yang Suaharyo harap dapat memperbaiki komoditas teh di Indonesia sekaligus meningkatkan produksi dan penjualannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×