kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dexa Award Science Scholarship 2022 Dorong Inovasi Kemandirian Kesehatan


Sabtu, 30 Juli 2022 / 13:40 WIB
Dexa Award Science Scholarship 2022 Dorong Inovasi Kemandirian Kesehatan
ILUSTRASI. Peneliti memasukkan contoh hasil kandungan senyawa tanaman obat di laboratorium riset Dexa Laboratories of Biomolecular Science milik PT Dexa Medica di kawasan industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/8/2013). KOMPAS/IWAN SETIYAWAN


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong ketahanan dan kemandirian industri kesehatan di Indonesia, di tengah ketergantungan impor bahan baku obat dalam negeri yang mencapai 90% dan belanja kesehatan yang masih didominasi impor. Tercatat, sebesar 88% transaksi alat kesehatan yang ada di katalog elektronik (e-katalog) merupakan produk impor.

Sementara itu, dana riset dan pengembangan hanya sekitar 0,2% dari total GDP Indonesia. Melihat kondisi ini, Dexa Group sebagai salah satu perusahaan farmasi Nasional, mengambil peran untuk mewujudkan ketahanan kemandirian kesehatan melalui penyelenggaraan Dexa Award Science Scholarship untuk mendorong inovasi di bidang farmasi dan kesehatan.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya di acara Virtual Ceremony Dexa Award Science Scholarship (DASS) 2022 yang ditayangkan di channel YouTube Dexan TV menegaskan, upaya pemerintah saat ini dalam melakukan transformasi bidang kesehatan. Ketahanan kesehatan yang merupakan salah satu pilar transformasi menjadi fokus kebijakan pemerintah.

“Saat ini Kementerian Kesehatan sedang fokus dalam mewujudkan ketahanan Kesehatan sebagai salah satu pilar transformasi kesehatan dengan sasaran terpenuhinya kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan nasional oleh produksi dalam negeri," kata Budi dalam Keterangannya, Sabtu (30/7). 

Baca Juga: Ketua Umum Kadin Optimistis Pengembangan Industri Hijau di Indonesia ke Arah Positif

"Untuk mencapai sasaran ini, dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak termasuk akademisi, industri, pemerintah dan masyarakat. khususnya dalam menghasilkan ilmuwan, ahli dan praktisi yang berkualitas yang dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produksi sediaan farmasi dalam negeri,” tutur Menteri Kesehatan.

Menurut Menteri Kesehatan, Dexa Award Science Scholarship merupakan bentuk dukungan masyarakat dan industri terhadap transformasi sistem kesehatan khususnya pada transformasi ketahanan kesehatan. Selain itu, ajang ini juga sejalan dengan transformasi sumber daya manusia di bidang kesehatan melalui beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa.

“Saya sangat mengapresiasi Dexa Group yang telah memberikan bantuan beasiswa pada ribuan mahasiswa di seluruh Indonesia melalui program Dexa Award Science Scholarship. Saya harap program ini terus berlanjut memberikan inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Indonesia dalam pengembangan ilmu dan teknologi, berkarya secara kreatif, berinovasi dan berkontribusi dalam pembangunan manusia Indonesia,” katanya.

Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno bilang pemerintah terus mendorong pertumbuhan industri kesehatan dan membangun kemandirian obat dan bahan baku obat, dan Dexa Group sebagai bagian dari industri kesehatan, terus mengerahkan segenap kapasitas dan kapabilitasnya untuk mewujudkan upaya membangun kemandirian kesehatan. 

"Di sinilah, peran Dexa Award Science Scholarship, yang mendorong inovasi di bidang farmasi dan kesehatan secara luas; dengan memberikan beasiswa pendidikan S2 dan beasiswa penelitian,” katanya.

Ferry mengemukakan bahwa riset dan inovasi yang terus dilakukan Dexa Group melalui Dexa Laboratories Biomolecular Sciences (DLBS) untuk menghasilkan bahan baku obat dari bahan alam Indonesia yang selanjutnya dikembangkan menjadi obat-obatan dari bahan alam Indonesia pada kategori Obat Herbal Terstandar (OHT), bahkan Fitofarmaka yang kini disebut sebagai Obat Modern Asli Indonesia (OMAI). 

Hal ini sejalan dengan program pemerintah Indonesia untuk membangun kemandirian bangsa dalam menyediakan bahan baku obat produksi dalam negeri. Selama 53 tahun perjalanan Dexa Group, berbagai upaya penelitian dan pengembangan obat jadi telah dilakukan sesuai kebutuhan pasien. Hingga saat ini, Dexa Group telah memberikan lebih dari 3.000 beasiswa mulai dari tingkat pendidikan dasar dan lulusan apoteker hingga beasiswa S2.

Baca Juga: Pulih dari Pandemi, Utilisasi Industri TPT Naik Jadi 70 Persen

“Kami berharap Dexa Award Science Scholarship memberi manfaat bagi para peneliti generasi muda. Perkenankan kami mengucapkan selamat kepada para finalis yang berhasil masuk dalam 5 besar, dan secara khusus kepada para pemenang Dexa Award Science Scholarship 2022,” kata Ferry.

Sebanyak 1.002 saintis muda mendaftar untuk mendapatkan beasiswa DASS 2022. Proposal penelitian hingga babak penjurian diseleksi ketat oleh saintis-saintis terbaik Indonesia yakni; Dr. Raymond R. Tjandrawinata (Director of Research and Business Development Dexa Group), Prof. Dr. apt. Heni Rachmawati, M.Si (Guru Besar Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung), Prof. Dr. apt. Keri Lestari, M.Si (Guru Besar Universitas Padjadjaran), Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto, M.Sc (Guru Besar Institut Pertanian Bogor).

Setelah proses penjurian, terpilih 3 pemenang yang mendapatkan beasiswa pendidikan S2 dan juga penelitian. Pemenang program beasiswa DASS 2022 adalah Faizal Maulana dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan topik penelitian tentang Kajian Metabolomik untuk Penjagaan Mutu Bahan Baku Obat yang Berbasis Bahan Alam, Jovita Aurelia dari Unika Atma Jaya Jakarta dengan topik penelitian tentang Pengembangan Material Penghantar Obat Bahan Alam untuk Penghantaran Rute Oral, dan Wahyu Nur Safitriono dari Universitas Sebelas Maret dengan topik penelitian tentang Pengembangan Penghantar Obat Kanker untuk Target di Otak.

Program beasiswa ini digagas atas ide mulia dari Founder Dexa Group (Alm.) Rudy Soetikno. Semangat pengabdian dan kontribusi beliau di bidang kesehatan ingin ditularkan kepada para generasi penerusnya melalui dukungan untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Gagasan ini kemudian diwujudnyatakan oleh Pimpinan Dexa Group  Ferry Soetikno, Leader Dharma Dexa Gloria Haslim, dan Dr. Raymond Tjandrawinata sehingga melahirkan program Dexa Award Science Scholarship.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×